Bisnis.com, JAKARTA - Taklukan Medannya, Nikmati Pesonanya menjadi tagline menarik untuk menggambarkan Tour de Flores. Pasalnya, event sport tourism ini menjanjikan medan yang menantang sekaligus menawarkan pesona alam dan budaya yang masih alami.
Mengusung tema Explore The Amazing Land, Tour de Flores merupakan ajang balap sepeda berskala internasional yang akan digelar pada 19—23 Mei 2016 di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Dengan panjang lintasan mencapai 743 kilometer (km), para peserta Tour de Flores akan menjelajahi seluruh daratan Pulau Bunga. Tantangan pembalap terumata datang dari kekhasan lintasan jalan Flores yang sempit, penuh kelokan, dan tanjakan.
Etape pertama misalnya dari Larantuka—Maumere akan menyusuri tepi laut selatan kemudian menuju tanjakan pegunungan sebelum akhirnya kembali lagi ke tepi pantai di Maumere di sebelah utara.
Tantangan itu belum seberapa jika dibandingkan dengan etape terpanjang yakni Bajawa—Ruteng yang memiliki karakteristik medan yang merupakan kombinasi antara turunan tajam, tikungan, dan tanjakan.
Di samping medan yang menantang, pemandangan sepanjang lintasan Tour de Flores juga menjadi hiburan tersendiri seperti pemandangan khas arsitektur Rumah Flores, motif tenunan, dan kebiasaan unik masyarakat lainnya. Setiap titik akhir etape juga menyediakan destinasi yang layak dikunjungi.
Sebut saja, wisata religi dengan sentuhan arsitektur Portugis di Larantuka, Taman Laut Teluk Maumere, Danau Tiga Warna di Ende, Kampung Adat Bena di Bajawa, Wae Rebo di Ruteng, dan yang sudah mendunia yakni komodo di Labuan Bajo.
Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti mengatakan salah satu tren dunia pariwisata saat ini ialah back to nature dan Indonesia Timur memiliki banyak potensi itu.
Untuk wisata di Flores cocok dikemas dalam bentuk sport tourism melalui kegiatan Tour de Flores karena setiap kabupaten memiliki karakter budaya yang berbeda-beda.
“Di sana, setiap kabupaten karekaternya berbeda-beda mulai dari alam, budaya, tenunan, dan industri kreatif. Kami harapkan tentunya keterlibatan masyarakat karena pariwisata itu konsepnya sustainable community based. Jadi, budaya juga termasuk,” ujarnya.
Esthy menjamin walaupun baru pertama kali digelar, Tour de Flores akan dikelolah secara profesional dengan menggandeng Union Cycliste Internationale/UCI.
Hal itu diharapkan dapat menarik banyak wisatawan untuk datang ke Flores. Pemerintah menargetkan Tour de Flores mampu mendatangkan 250.000 wisatawan nusantara (wisnus) dan 100.000 wisatawan mancanegara (wisman).
Gubernur NTT Frans Lebu Raya sebelumnya mengatakan sektor pariwisata merupakan salah satu andalan untuk menjadi new territory tourism (NTT). Dia mengklaim Provinsi NTT memiliki hampir semua jenis wisata alam mulai dari keindahan bawah laut, pantai, gunung, danau, perkampungan adat, dan kaya dengan even budaya.
“Dampak ekonomi pariwisata sangat besar. Kami memproyeksikan pengeluaran wisman dan wisnus yang langsung diterima masyarakat Flores tahun ini sebesar Rp2,9 triliun kemudian pada 2020 naik menjadi Rp16,3 triliun.” ()