Bisnis.com, DENPASAR - Bupati Bangli Made Gianyar akan menerapkan sejumlah kebijakan untuk menata obyek wisata Kintamani.
Hal itu dilakukan agar citra obyek wisata itu mengalami peningkatan dibandingkan sekarang.
Gianyar menuturkan langkah yang akan diambil seperti menata pintu masuk kawasan Kintamani dengan mengubah sistem retribusi di sana dan memperbaiki penampilan tukang pungut retribusi.
"Ke depan akan kita minta mereka menggunakan baju adat Bali," jelasnya di Denpasar, Kamis (7/4/2016).
Dia juga menjabarkan akan merelokasi pedagang-pedagang yang mengganggu ketertiban umum, baik pedagang yang berjualan di trotoar dan di depan gua hingga pedagang acung.
Sosialisasi dan pelatihan juga akan diberikan untuk para pedagang itu, hingga ke depan tidak ada lagi pemaksaan kepada para wisatawan.
Selain itu, jalan raya di Kintamani mulai 2018 hanya diperuntukkan bagi wisatawan dan penduduk setempat saja.
Adapun masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke daerah Buleleng akan dialihkan ke daerah Bayung Gede, sehingga diharapkan dapat bisa mengurai kesemrawutan lalu lintas.
Terkait keberadaan Galian C, Gianyar meminta Pemprov Bali turun tangan untuk menangani secara jangka panjang.
Untuk sementara, lanjutnya, pemkab akan memberlakukan sistem one way bagi truk pengangkut pasir.
"Truk yang ingin turun bisa melalui Penelokan, dan jalur naik harus melalui Culali yang aspalnya masih rusak, dan itu sudah disosialisasikan juga ke Korem dan Polres," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan Kintamani mempunyai potensi yang besar di bidang pariwisata dengan hawanya yang sejuk, panorama alam indah dan sejumlah fasilitas pariwisata pendukung.
Penegasan tersebut mengacu keberadaan Gunung Batur, serta Museum Geopark yang merupakan museum geologi terlengkap di Indonesia.
"Jadi itu sudah modal awal bagi kita untuk kembangkan potensi di sana,” imbuhnya.
Namun, disayangkan beberapa faktor telah mengurangi nilai estetika daerah itu, seperti masalah lingkungan, penataan yang kurang bagus, sampah hingga sumber daya manusianya yang juga perlu diperbaiki.
Menurutnya, hingga saat ini masih banyak pedagang di kawasan itu yang memberikan kesan tidak nyaman bagi wisatawan.
"Mereka masih ngejar-ngejar, itu sangat menganggu dan sudah banyak yang mengeluh, saya minta diurus dengan serius itu. Kasih aja sosialisasi,” imbuhnya.
Menurutnya, dengan masuknya Batur dan sekitarnya sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) berdasarkan PP 50 tahun 2011, seharusnya Pemkab Bangli tidak bingung lagi mencari data untuk menata kawasan.
Hanya saja, penggunaan dana KSPN tersebut seharusnya perencanaan di kawasan itu dijalankan secara bottom up, bukan menunggu atau top down.
Dia meminta Bupati dan jajarannya yang membuat perencanaan dan diajukan ke pusat.
"Jadi bukan kementerian yang ngasih duit bikin perencanaan di sana, dan di sini tinggal jalankan. Mereka kan tidak tahu masalah krusial yang dihadapi di sana,” tegasnya.
Mengenai masalah galian C, Pastika kembali menegaskan bahwa ke depan sudah tidak boleh lagi ada galian C karena sudah diatur oleh Undang Undang.