Bisnis.com, PALEMBANG - Kementerian Kesehatan akan mengatur penyebaran dokter spesialis anestesi yang selama ini masih menumpuk di Pulau Jawa.
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan pihaknya akan memberikan perhatian penuh pada daerah yang penduduknya sedikit, yakni daerah di luar Pulau Jawa.
"Dokter anastesi lebih senang berada di daerah yang penduduknya padat, yakni di perkotaan. Ibaratnya ada gula, ada semut,” ujarnya usai membuka Kongres Nasional XI Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) di Palembang, Jumat (5/8/2016).
Oleh karena itu, kata Nila, pemerintah bakal menerbitkan instruksi presiden (Inpres) terkait pengaturan distribusi dokter anestesi di Indonesia.
"Supaya semua daerah memiliki dokter anestesi. Sekarang Inpresnya sudah sampai di Sesneg, sudah keluar dari Kemenhukam, tinggal tanda tangan Presiden,” jelasnya.
Kemenkes sendiri akan memprioritaskan penyebaran dokter anestesi ke kabupaten/kota yang tidak memiliki dokter anestesi. Misalnya, di Jakarta banyak sementara di Papua tidak ada dokter anestesi. Untuk itu, pihaknya akan menyuplai daerah yang tidak memiliki dokter anestesi
Dia menambahkan pihaknya juga bakal melibatkan Perdatin untuk mengatur sebaran dokter anestesi. Berdasarkan catatan Kemenkes, terdapat 3.695 orang dokter anestesi di Tanah Air, sementara versi Perdatin jumlahnya hanya 1.720 dokter.
Nila menilai minimnya dokter anastesi itu disebabkan pendidikan yang ditempuh seorang dokter untuk bisa menyandang spesialis anastesi yang memakan waktu cukup lama.
"Selain itu, perkembangan jumlah dokter anastesi juga mengalami keterlambatan dibanding dengan dokter spesialis lain," ujarnya.