Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik mencatat penjualan pakaian pada Lebaran 2017 menurun 15%. Berbagai tempat belanja digambarkan kian sepi bahkan ada yang mulai kosong. Benarkah daya beli masyarakat turun?
"Saat ini daya beli nasional tidak turun, penurunan omzet dan laba beberapa outlet modern tidak bisa dijadikan acuan penurunan daya beli nasional. Penyebabnya adalah perubahan perilaku," kata Ekonom Faisal Basri dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Selain Faisal, pada diskusi bertajuk " Ekonomi dan Investasi Indonesia : Kreativitas di Tengah Perubahan" itu juga menghadirkan CEO BNP Paribas Investment Partner Vivian Secakusuma dan aktor Baim Wong.
Baca Juga Begini Strategi Hadapi Disrupsi |
---|
"Kalau dulu uang digunakan untuk beli baju, sekarang uang digunakan beli HP dengan kamera bagus untuk selfie di tempat bagus, berwisata," ujar Faisal lebih lanjut.
Faisal juga menyebutkan ada tren baru pada masyarakat saat ini, yakni kecenderungan mereka mengurangi konsumsi untuk berinvestasi
Dalam kesempatan itu, Vivian mengatakan erilaku investasi masyarakat di Indonesia saat ini justru meningkat pesat. Ia memberikan contoh reksadana, saat ini bukan hanya masyarakat atas saja, tetapi masyarakat menengah. "Yang muda-muda justru sudah banyak yang berinvestasi di reksadana. Mereka saat ini sudah lebih sadar pentingnya investasi," katanya.
Lebih lanjut Vivian menjelaskan, perilaku investasi merupakan hal yang tepat dilakukan oleh masyarakat Indonesia. "Hanya saja, dalam berinvestasi perlu tahu tujuannya apa, profil investasinya seperti apa, dan jangka waktu investasinya," ujar Vivian.
Aktor Baim membenarkan adanya tren saat ini. "Di bidang kuliner, saya bisnis bakmi, justru pangsa pasar ke atas kurang menarik. Justru ketika berbisnis di menengah bawah dan menitik tekan pada volume, justru perkembangannya pesat," ujar Baim.
"Saat ini marketing saya juga lebih bergerak ke arah online, dengan memanfaatkan Channel digital,” ujarnya.