Bisnis.com, JAKARTA - Ilmuwan AS telah mengidentifikasi mutasi gen baru yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, yang diteruskan dari ayah ke anak perempuan.
Ini diwariskan melalui kromosom X dan tidak bergantung pada gen kerentanan lain yang diketahui bahwa wanita sudah dapat diuji.
Namun para ahli mengatakan lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengkonfirmasi identitas dan fungsi gen tersebut.
Seperti yang dikutip dari BBC, saat ini, wanita dengan riwayat keluarga kanker yang kuat dapat diuji gen BRCA, yang meningkatkan kesempatan wanita terkena kanker payudara dan kanker ovarium.Selama ini BRCA1 dan BRCA2 adalah gen yang membantu memperbaiki kerusakan DNA di sel kita. Jika orang mewarisi mutasi dari salah satu dari gen ini, hal itu menempatkan mereka pada risiko kanker tertentu yang lebih tinggi.
Misalnya saja artis Hollywood, Angelina Jolie mewarisi BRCA1 dari ibunya. Dia menjalani operasi pencegahan setelah dokternya memperkirakan bahwa dia memiliki risiko kanker payudara sebesar 87% dan risiko kanker ovarium 50%.
Namun para periset percaya bahwa mungkin ada banyak kasus lain tentang kanker ovarium sporadis yang sebenarnya diwariskan - beberapa melalui kromosom X berasal dari ayah mereka.
Dr Kevin Eng dan rekan-rekannya di Roswell Park Cancer Institute meneliti tentang gen yang mencurigakan, yang disebut MAGEC3, terletak di kromosom X dari ayah.
Kanker ovarium yang terkait dengan gen yang diwarisi dari ayah (dan nenek dari pihak ayah) memiliki usia yang lebih awal daripada yang terkait dengan gen ibu, dan juga dikaitkan dengan tingkat kanker prostat yang lebih tinggi pada ayah dan anak laki-laki.
Pekerjaan lebih lanjut sekarang diperlukan untuk mendapatkan Gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana kesalahan genetik yang ditemukan dalam penelitian ingi dapat mempengaruhi risiko kanker ovarium yang diturunkan. Sehingga nantinya menjadi langkah yang signifikan dalam pencegahan kanker ovarium, menyelamatkan ribuan nyawa.