Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat telah ikut menghasilkan berbagai peralatan medis mutakhir yang membantu penanganan penyakit dengan lebih mudah dan lebih baik, termasuk alat-alat/modalitas pencitraan penyakit kardiovaskular.
Dalam penanganan penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung dan pembuluh darah, diagnosis lanjutan dimulai dengan modalitas bernama Ekokardiografi. Ini merupakan sebuah alat yang dapat mengeluarkan gelombang suara ultrasonik untuk memindai kondisi jantung, termasuk struktur dan fungsinya.
Ekokardiografi sering disebut juga dengan USG jantung. Namun alat ini tidak sama dengan Elektrokardiografi (EKG) atau yang biasa dikenal sebagai alat rekam jantung. Setelah itu, ada beberapa alat pencitraan lain yang bisa menjadi pilihan untuk digunakan sesuai kebutuhan dokter, seperti Cardiac CT dan MRI.
Hal itu untuk menilai anatomi, fisiologi dan diagnosis penyakit, dalam mendukung tindakan tata laksana dan evaluasinya. Namun sebenarnya alat mana yang lebih superior?
"Tidak ada yang paling superior karena semua modalitas tetap diperlukan," ujar Oktavia Lilyasari, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Harapan Kita, belum lama ini.
Semua modalitas pencitraan yang berhasil diciptakan sama-sama diperlukan untuk saling melengkapi sepanjang modalitas/alat tersebut sensitif, akurat, produksibel (bisa dibuat dalam jumlah besar), hemat biaya dan punya efek samping minimal.
Seperti Eko yang biasanya dipakai untuk tipe pertama. Setelah dirujuk dari fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat pertama, biasanya pasien penyakit jantung bawaan (PJB) akan dilakukan Ekokardiografi oleh dokter. Setelah itu dokter akan mempertimbangkan akan menggunakan alat yang mana lagi.
Sebenarnya Eko sudah sangat efektif mendeteksi kondisi jantung tetapi mempunyai keterbatasan, yakni dalam penggunaannya. Eko memiliki teknologi USG atau ultrasound, sehingga mengerjakan pemeriksaan harus di atas dada.
"Bayangkan, kalau pasien penyakit jantung bawaan biasanya dadanya bentuknya aneh-aneh, ada yang cekung, ada yang cembung sehingga susah melakukan pemeriksaan."
Karena itu, untuk melengkapi diagnosis diperlukan alat pencitraan lain. Dahulu, dunia medis kardiovaskular Tanah Air hanya memiliki modalitas Eko dan kateterisasi diagnostik dalam penanganan penyakit jantung. Namun sekarang kateterisasi sudah berkembang dan lebih banyak dipakai untuk intervensi non-bedah.
Kateterisasi jantung (cardiac cath atau heart cath) lebih umum dikenal sebagai kateter jantung. Ini adalah prosedur untuk memeriksa sebaik mana fungsi jantung bekerja. Prosedur ini dilakukan dengan sebuah alat tipis dan panjang berupa pipa hampa (kateter jantung) yang dimasukkan ke dalam bilik atau pembuluh darah besar yang mengarah ke jantung.