Bisnis.com, JAKARTA – Aktor Hollywood papan atas George Clooney dan istrinya Amal Clooney mengambil tindakan nyata untuk membantu anak-anak imigran yang dipisahkan dari orangtua mereka di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko.
Yayasan yang dikembangkan oleh salah satu pasangan paling berpengaruh ini, Clooney Foundation for Justice, mendonasikan US$100.000 atau setara dengan Rp1,4 miliar (Rp14.000/dolar AS) kepada Young Center for Immigrant Children’s Rights pada Rabu (20/6), sebuah kelompok hak asasi manusia yang memberi layanan advokasi untuk anak-anak imigran.
“Di masa depan anak-anak kita akan bertanya: apakah benar, apakah negara kita benar-benar mengambil bayi dari orangtua mereka dan menempatkan mereka di pusat-pusat penahanan?” tutur Amal dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Harpers Bazaar.
“Dan ketika kita menjawab ya, mereka akan menanyakan apa yang kita lakukan tentang hal itu. Apa yang kita katakan. Bagaimana sikap kita. Kita tidak dapat mengubah kebijakan pemerintahan ini [Presiden Trump], tetapi kita dapat membantu membela para korbannya,” tambah Amal.
Ini adalah langkah terbaru dari banyak kegiatan filantropi yang dilakukan yayasan mereka, termasuk bermitra dengan Southern Poverty Law Center untuk memerangi kelompok kebencian serta bekerja sama dengan UNICEF untuk membantu pengungsi Suriah mendapatkan pendidikan.
Seperti diketahui, pemerintahan Trump telah menuai kritik luas karena membela dan mempertahankan kebijakan imigrasi 'nol toleransi' terhadap para imigran di perbatasan dengan Meksiko, termasuk memisahkan para orangtua dengan anak-anaknya.
Baca Juga Ada Praktik Nakal Importir Bawang Bombay |
---|
Menurut Trump, hal ini perlu dilakukan untuk mengamankan perbatasan dan mencegah masuknya imigran ilegal. Kebijakan tersebut mencakup penahanan atas semua orang dewasa yang mencoba masuk ke AS secara ilegal, termasuk mereka yang mencari suaka.
Ketika para orangtuanya dipenjara, anak-anak mereka dikirim ke fasilitas penahanan terpisah. Tercatat sekitar 2.000 anak-anak dipisahkan dari orang tuanya antara pertengahan April hingga akhir Mei 2018. Jumlah ini diperkirakan telah meningkat.
Meski kemudian Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif pada Rabu (20/6) untuk menjaga anak-anak imigran dan orangtuanya tetap bersama, ia tetap menegaskan pentingnya penegakan kebijakan 'nol toleransi'.
Maria Woltjen, Direktur Eksekutif Young Center, mengatakan kebijakan pemerintahan Trump tersebut mengabaikan hukum internasional dan prinsip dasar kesusilaan manusia.
“Memperlakukan anak-anak dengan cara yang kejam tidak hanya melanggar hak-hak hukum mereka tetapi juga kebutuhan dasar mereka,” ujar Woltjen.