Desainer Barli Asmara membawa elemen sensualitas, romantisme, keanggunan, dan detail melalui balutan busana yang terinspirasi dari era Renaissance, era yang popular dengan figur dan seni yang dramatis.
Era Renaissance atau abad ke-16 merupakan abad baru bagi sejarah Eropa. Abad tersebut merupakan transisi dari era kegelapan menuju era modern. Mode dengan gaya Eropa klasik pada abad ke-16 terlihat tampak sebagai baju yang besar atau bervolume dan tidak minimalis.
Kala itu, kalangan atas di Benua Biru sangat memperhatikan kehormatan dari penambilan mereka, yakni melalui busana yang tertutup dan anggun. Model gaun bertumbuk sangat tren di kalangan perempuan Eropa, dan akses tersebut membuat pemakai gaun tampak lebih anggun dan klasik. Lapisan kain rok semakin tebal dengan membentuk siluet pas pinggang degan motif yang dimodifikasi.
Barli membawa elemen klasik seperti potongan gaun dengan renda yang dihiasi dengan motif-motif, ilusi pakaian yang disertai lipatan berlekuk. Kemudian koleksi dihiasi dengan pola jahitan bergaya quasi-ergonomics yang mengelilingi gaun horse hair transparan.
Barli menceritakan, era Renaissance adalah periode yang terkenal dalam hal memainkan bentuk tubuh, baik dalam volume dan kepadatan seorang wanita. Siluet tren busana era 1920-an sampai dengan 1950-an dihadirkan melalui potongan busana ini, dengan varian mulai A-line hingga putri duyung.
Melalui busana tersebut, Barli kembali menampilkan koleksi busana glamor dengan tajuk ‘Dazzling’ yang belum lama ini dipamerkan di Indonesia Fashion Week 2018.
Rancangan Barli kali ini juga banyak menampilkan detail yang mengejutkan. Penggunakaan organza diukir terlihat berbeda arah di atas gaunnya. “Saya banyak memasukan unsur transparan dengan permainan bahan organza dan kain tulle,” kata Barli.
Untuk palet warna, Barli memilih rangkaian warna terang elegan seperti silver, lavender, abu-abu dan biru muda. Dia mengutamakan warna yang memiliki tekstur seperti es. “Warna transparan saya pilih untuk menambah kesan seksi pada wanita itu sendiri,” katanya.
Pada masa Renaissance, perempuan-perumpuan juga memiliki gaya rambut yang khas. Kebanyak dari mereka menggelung rambutnya untuk menyesuaikan dengan hiasan kepala yang dikenakan.
Pada masa itu, hiasan kapala memang popular, seperti topi, jepit permata, ataupun pita rambut. Untuk menekankan gaya glamor, Barli menambahkan ornamen kepala atau penutup kepala khas olahraga hanggar dan flapper.
Selain itu, beberapa model terlihat unik mengenakan legging putih dengan sepasang sapatu hak tinggi warna silver. Sepatu dengan bagian depan tertutup ini terinspirasi dari gaya era Rocco klasik. Melalui gaya tersebut kesan yang ingin ditampilkan adalah berkelip (glitter), kilau (shimmer), dan gemerlap (bling).
“Intinya saya ingin membuat gaun-gaun saya terlihat berkilau, dan memunculkan efek bling-bling yang modern,” tutupnya.