Bisnis.com, JAKARTA – Makanan industri secara tanpa disadari telah menjadi salah satu pilihan sebagai konsumsi masyarakat.
Namun perlu diketahui kandungan fosfat anorganik dalam kemasakan makanan yang dapat memberi efek negatif bagi tubuh.
Ahli Gizi dr. Tan Shot Yen mengatakan produk pabrik cenderung menggunakan komposisi fosfat anorganik dalam tiap makanan.
Fosfat anorganik dalam industri dibutuhkan untuk mempertahankan warna dan rasa produk makanan yang sudah melalui proses industri.
“Fosfat dalam jumlah tertentu memang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan tulang, kontraksi otot dan sebagainya. Namun menjadi masalah bila fosfat anorganik terkonsumsi berlebih akibat pangan industri dan membuat ginjal tidak mampu membuangnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (15/1/2019).
Menurutnya, dampak yang terasa setelah mengonsumsi fosfat anorganik secara berlebihan awalnya adalah rasa malas bergerak sebelum kemudian beresiko merusak ginjal. Dia meminta konsumen sadar makanan apa saja yang memang dibutuhkan tubuh.
Baca Juga Ini Rincian Program Kerja Prabowo-Sandi |
---|
Dokter Tan menjelaskan, fosfat yang terdapat secara alamiah pada makanan alamiah atau fosfat organik hanya diserap 40% - 60% berkat imbangan kandungan asam fitat. Fitat banyak terkandung dalam serat sayur dan kacang-kacangan.
Hal ini menjadi bukti mengapa sayur menjadi penting dalam proporsi makanan sehat seimbang, dengan catatan sayur lalap sebab fitat akan hilang jika dimasak.
“Jadi sudah jelas mengapa makanan kemasan semakin gemar dikonsumsi, semakin membuat otak malas bergerak, apalagi olahraga,” katanya.
Baca Juga Mobil Listrik Kena Bea Masuk 0% |
---|
Di sisi lain menurutnya, fitat jangan dianggap menyebabkan pengurangan mineral.
Justru katannya, fitat mencegah absorbsi atau penyerapan berlebihan. Namun begitu selama ini kebanyakan masyarakat mengonsumsi sayur dengan cara di masak sehigga meluruhkan kandungan fitat.
“Catatan penting bagi mereka yang mendewakan raw food, hati-hati dengan mengonsumsi produk yang wajarnya dimasak tetapi bablas [tidak dimasak] akhrnya malah benar-benar [membuat] defisiensi mineral dan mikro nutrien, karena fitat kaya dalam kacang-kacangan. Kacang harus dimasak atau diolah untuk menjinakkan fitatnya,” terangnya.
Jika tidak dimasak dan tidak difermentasi lanjutnya, fitat akan membludak dalam asupan pangan sehingga membuat orang kekurangan zat besi, mineral dan berbagai nutrien lainnya. Fitat katanya digunakan kacang-kacangan dan tumbuhan sebagai daya iritabilita untuk mencegah proses pembusukan hingga saatnya mereka bereproduksi.
Sedangkan sayur-sayur lalap seperti selada dan timun cenderung memiliki fitat yang sedikit sehingga tidak masalah jika tidak dimasak.