Bisnis.com, JAKARTA — Tahukah Anda bahwa sarapan mempunyai peran penting bagi prestasi anak? Sebaliknya, jika anak-anak memiliki kebiasaan tidak sarapan, maka dampaknya akan terjadi sejumlah masalah baik secara akademis maupun non akademis.
Guru besar gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Ali Khomsan mengatakan, riset membuktikan bahwa anak yang terbiasa tidak sarapan memiliki prestasi akademik di bawah teman-temannya yang rutin makan pagi setiap hari. Selain itu, sarapan ternyata juga berdampak pada psikologis anak dan hubungannya dengan guru di sekolah.
"Ketika perut lapar bukan hanya faktor melulu terkait dengan akademik performance, tetapi juga perilaku di kelas," kata Ali.
Anak-anak yang berangkat sekolah tanpa sarapan, lanjut Ali, cendering bermasalah dengan guru. Selain itu mereka juga akan lebih banyak menyalahkan orang lain atau teman-temannya atas kesalahannya sendiri.
"Maka jangan biarkan anak-anak kita berangkat ke sekolah tanpa sarapan," katanya.
Sementara itu pada kasus dimana anak-anak sering beralasan bahwa sarapan menyebabkan kantuk, Ali menduga asupan makanan saat pagi tidak seimbang. Misalnya cenderung lebih banyak kandungan karbohidrat.
Sarapan, kata Ali, seperti makan siang dan malam harus disajikan dengan menu yang beragam untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan gizi seimbang.
Dia mengatakan, ada pola makan orang barat yang harus dipuji. Mereka biasana sarapan dengan sereal, susu, dan kacang-kacangan. Kemudian masih ditambah dengan buah dan yogurt.
"Itu tidak berlebihan dan bisa untuk beraktivitas. Sementara orang Indonesia kalau belum ketemu nasi belum makan," ujarnya.
