Bisnis.com, JAKARTA -- Handuk adalah perlengkapan mandi yang sangat penting, meski hanya digunakan sehabis mandi. Tanpa handuk, tentu akan sulit bagi kita untuk mengeringkan tubuh.
Namun, meski hanya dipakai setelah mandi, tapi handuk ternyata mesti dijaga kebersihannya dan perlu dicuci lebih sering dari yang kita pikir. Pasalnya, handuk bisa menjadi lahan subur bagi pertumbuhan kuman.
Tentu saja Anda tak mau kulit tubuh atau wajah jadi rusak gara-gara jarang mencuci handuk kan?
Dilansir dari Tempo, Sabtu (23/2/2019), pakar kebersihan dari Fantastic ServicesRalitsa Prodanova mengatakan bahwa handuk harus dicuci setiap 3-4 kali pemakaian.
“Setiap kali Anda menggunakan handuk untuk menggosok tubuh, sel-sel kulit mati menempel pada bahan dan akan bertahan lama di sana,” tuturnya seperti dikutip Metro.co.uk.
Sementara itu, umumnya orang baru mencuci handuk ketika mulai muncul bau tak sedap. Padahal, ketika handuk mulai apak bisa jadi Anda sudah terlambat, karena itu artinya bakteri sudah tumbuh.
Handuk seringkali hangat dan lembap, sehingga menjadi tempat yang sempurna untuk kuman berkembang biak. Oleh karena itu, penting untuk mencucinya sering-sering.
Tidak teratur mencuci handuk pun bisa menimbulkan masalah pada kulit, seperti iritasi dan jerawat. Ahli kecantikan kulit dari London Bridge Plastic Surgery dan Aesthetic Clinic, Candice Brown, mengungkapkan mengeringkan wajah dengan handuk kotor sama saja dengan mencari penyakit, karena kebiasaan itu bisa menyebabkan timbulnya jerawat.
Hal ini disebut sama efeknya dengan jika Anda tidak mengganti sarung bantal secara teratur.
Jika Anda menggunakan handuk yang sama untuk mengelap wajah dan tubuh, maka hal itu sama dengan memindahkan bakteri ke bagian tubuh yang lain.
“Jika Anda memiliki kulit yang benar-benar kering, atau eksim, jerawat cenderung mudah kambuh,” kata dia.
Sebuah penelitian yang dilakukan ahli mikrobiologi di University of Arizona, Charles Gerba, menemukan bahwa hampir 90% handuk kamar mandi terkontaminasi bakteri coliform, yang banyak ditemukan di kotoran manusia. Dia juga menemukan bahwa 14% handuk kamar mandi mengandung E. coli.