Bisnis.com, JAKARTA—Kalau dulu problem obesitas menjadi momok yang penanganannya membutuhkan kerja keras, kini hadir metode ampuh untuk mengatasi obesitas. Caranya? Memotong lambung sehingga ukurannya menjadi lebih kecil.
Pemotongan lambung merupakan bagian dari operasi bariatrik yang dimaksudkan untuk menurunkan berat badan. Menurut dokter spesialis bedah Handy Wing dari Omni Hospitals Alam Sutera Tangerang, bariatrik merupakan operasi atau pembedahan yang dilakukan untuk memanipulasi ukuran lambung.
Handy menjelaskan bahwa lambung manusia umumnya berukuran sebesar tangan orang dewasa yang tidak dikepal. Strukturnya sangat elastis sehingga lambung dapat menambung banyak sekali asupan makanan. Hal ini menunjukkan bahwa lambung manusia seperti karet sehingga dapat menyesuaikan bentuknya sesuai dengan jumlah makanan yang masuk.
Dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif Peter Ian Limas dari RS Pondok Indah Jakarta mengatakan bahwa operasi bariatrik merupakan salah satu tindakan penanganan untuk kasus obesitas. “Tindakan ini dilakukan khusus untuk pasien obesitas yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) tinggi, juga pada pasien obesitas IMT sedang namun berisiko tinggi terhadap diabetes dan hipertensi,” ujarnya.
Handy menjelaskan bahwa teknik manipulasi ukuran lambung dilakukan untuk mengurangi kapasitas muatan lambung. Kalau biasanya orang bisa makan sampai tiga piring makan sekaligus, dengan memanipulasi ukuran lambung, lambung tidak akan muat diisi sampai sebanyak itu. Inilah yang akan menolong pasien obesitas untuk mengendalikan nafsu makan, sekaligus juga menurunkan berat badan.
Adapun operasi bariatrik sebetulnya terdiri dari bermacam-macam jenis, tetapi yang paling sering dilakukan adalah dengan pemotongan lambung (sleeve gastrectomy), operasi bypass lambung, dan ikat lambung. “Ketiganya sama-sama menghasilkan penurunan berat badan akibat berubahnya bentuk lambung sehingga mempengaruhi pola makan dan penyerapannya,” kata Peter.
Teknik mengikat lambung, tutur Handy, merupakan tindakan operasi dengan mengikat ujung lambung dengan pita elastis dalam jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menahan muatan lambung, sehingga jumlah makanan yang muat di lambung menjadi terbatas.
Handy mengatakan bahwa operasi bariatrik sleeve gastrectomy pada umumnya lebih sering dilakukan, yakni memotong sebagian besar lambung sehingga lambung menjadi sangat kecil. “Membuang ¾ lambung sehingga ukuran yang tersisa hanya akan mampu menampung 4 sendok makanan saja,” kata Handy.
Nah, inilah yang membuat pasien obesitas yang telah menjalani bariatrik tipe ini menjadi cepat kenyang dan tidak akan ingin menambah makanan lagi. Menurut Handy, setelah bariatrik, pasien tidak akan sanggup makan banyak.
Pemotongan lambung juga berhasil menurunkan kadar hormon rasa lapar yang dikenal dengan ghrelin. Tidak heran, seusai bariatrik, pasien akan lebih teratur nafsu makannya sehingga dia cenderung mampu menahan lapar.
Sedangkan tipe bariatrik ketiga yakni operasi bypass lambung merupakan tindakan penggabungan bagian atas lambung dengan usus kecil. “Dengan metode ini, makanan tidak lagi melewati lambung sehingga tidak banyak kalori makanan yang diserap,”kata Peter.
Dengan bariatrik, pasien obesitas yang selama ini berisiko atau sudah mengalami penyakit seperti diabetes atau hipertensi dapat mengendalikan penyakitnya. Handy mengatakan bahwa pasca operasi pengendalian penyakit diabetes tipe 2 menjadi lebih baik. “Seiring berkurangnya berat badan, terjadi juga penurunan tekanan darah, penurunan kolesterol, dan perbaikan gangguan napas,” ujar Handy.