Bisnis.com, JAKARTA - Angka penderita gangguan tiroid di dunia makin meningkat. Diperkirakan bahwa gangguan tiroid telah menempati urutan kedua terbanyak dalam daftar penyakit metabolik.
Di Indonesia, angka kejadian gangguan tiroid mencapai 17 juta jiwa, termasuk yang paling tinggi di Asia Tenggara.
Sayangnya, gangguan tiroid ini sering kali tidak terdiagnosis. Inilah yang membuat banyak orang tidak menyadari mengalami gangguan tiroid. Apalagi, gejala-gejala gangguan tiroid sering kali tidak kentara atau dianggap penyakit lain.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Fatimah Elina mengatakan bahwa penyakit tiroid sering terjadi pada orang dewasa.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di tengah leher, yang fungsinya menghasilkan hormon tiroid.
“Hormon tiroid memacu pembentukan kalori, meningkatkan curah jantung, metabolisme karbohidrat-lemak-protein, dan lain-lain,” ujar Fatimah dalam acara Diskusi Interaktif Waspadai Gangguan Tiroid yang diselenggarakan oleh PT Merck Tbk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, Rabu (17/7/2019).
Pembesaran kelenjar tiroid bisa terjadi karena kekurangan yodium, autoimun, infeksi tiroiditis, tumor, dan kista tiroid.
“Keluhannya biasanya terdapat benjolan atau pembesaran kelenjar tiroid karena ada satu atau beberapa benjolan, sehingga membuat leher kelihatan besar,” ujarnya.
Gangguan lainnya adalah hipertiroid yakni kelebihan hormon tiroid yang dapat menyebabkan berbagai gangguan. Tanda-tanda hipertiroid adalah berat badan turun, cemas dan mudah tersinggung, denyut jantung terasa cepat, mata menonjol, tangan gemetar, merasa lemah, rambut rontok, sering buang air besar, berkeringat lebih dari biasanya.
“Biasanya hanya memegang sendok saja ketika ingin makan, tangannya gemetar,” ujar Fatimah lagi.
Kebalikan hipertiroid adalah hipotiroid yakni kekurangan hormon tiroid. Tanda dan gejalanya adalah mudah lelah, kulit kering, cepat lupa, mudah depresi, serta susah buang air besar.
“Pada perempuan ditandai dengan masalah siklus menstruasi dan kesuburan,” tambahnya.
Pengobatan gangguan tiroid membutuhkan obat yang diresepkan oleh dokter. Proses pengobatan berlangsung sesuai dengan penyakit seperti obat tablet saja, atau pada beberapa kasus tertentu memerlukan terapi nuklir atau operasi. Makin cepat diobati, makin baik hasil pengobatan.