Bisnis.com, JAKARTA—Orang tua perlu dengan serius memperhatikan pentingnya asupan nutrisi yang tepat bagi anak demi kecukupan gizi yang terpenuhi dengan baik.
Asupan nutrisi yang tepat tidak hanya dapat membantu menjaga kesehatan fisik tapi juga dapat mendukung kemampuan belajar dan aktivitas anak sehari-harinya. Status gizi yang baik dapat dicapai apabila anak mengonsumsi makanan dengan kandungan energi dan zat gizi sesuai kebutuhannya.
Saat ini masih ditemukan berbagai masalah gizi yang berdampak pada pertumbuhan fisik serta masalah kesehatan lainnya, seperti anemia. Hal ini terkait dengan tidak seimbangnya asupan gizi anak sekolah.
Data Riskesdas 2018 menemukan bahwa 95.5% populasi di atas 5 tahun tidak mengonsumsi buah dan sayuran secara cukup. Padahal, buah dan sayuran mengandung vitamin, mineral, dan serat yang penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian, meningkatkan imunitas anak, dan mencegah berbagai penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, dan penyakit jantung koroner.
Memberikan asupan nutrisi yang baik pada anak juga merupakan investasi suatu bangsa, karena generasi muda yang sehat pastinya akan lebih dapat berkontribusi terhadap pembangunan bangsa ini.
“Untuk membesarkan generasi yang sehat dan cerdas dibutuhkan dukungan keluarga untuk memulai pola hidup sehat sejak dini, dan semua itu berawal dari rumah,” ujar Yongky Sentosa, Head of Personal Health Philips Indonesia. Pihaknya secara serius turut mendukung gaya hidup sehat demi kesehatan masyarakat termasuk mendukung cukupnya asupan gizi bagi anak.
Nutrisionis dan Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association dokter Rita Ramayulis menjelaskan bahwa anak-anak di usia sekolah memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa dan semuanya akan dapat dipenuhi dengan pola makan yang sehat dan seimbang.
Anak, khususnya di usia sekolah membutuhkan kecukupan energi, protein, kalsium, dan zink untuk bisa bertumbuh dan melakukan berbagai aktivitas. Mereka membutuhkan zat besi dan asam lemak esensial untuk bisa konsentrasi dalam belajar, serta membutuhkan vitamin C dan berbagai vitamin, mineral serta serat untuk menjaga imunitasnya.
Rita menyarankan agar orang tua mulai mengajarkan pola makan seimbang yang merupakan bagian dari pola hidup sehat. Kebiasaan makan yang baik dan seimbang sejak dini akan mempengaruhi bagaimana pola makan mereka saat dewasa nanti.
Cara paling efektif untuk mengajarkan pola makan sehat dan seimbang pada anak adalah dengan senantiasa memperkenalkan aneka ragam makanan pada anak disertai dengan penjelasan apa nama dan manfaat makanan tersebut untuk anak.
Selain itu, orang tua juga perlu memberikan penjelasan bagaimana efek negatifnya jika makanan itu tidak dikonsumsi oleh anak. Orang tua harus konsisten menyediakan makanan yang dibutuhkan anak agar anak dapat tumbuh dengan kuat. Supaya anak bisa membiasakan mengonsumsi gizi seimbang, maka orang tua juga harus menerapkan pola makan sehat dan seimbang. Dengan begitu, orang tua dapat menjadi contoh untuk anaknya.
Makanan yang sehat dan seimbang adalah makanan yang tidak terkontaminasi oleh bakteri dan virus serta cemaran lainnya, tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya, tidak mengandung bahan tambahan pangan secara berlebih serta dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan oleh anak.
Anak membutuhkan makanan sebagai sumber energinya beraktivitas dan energi ini berasal dari karbohidrat dan lemak, protein sebagai zat pembangun tubuhnya, serta zat pengatur dalam tubuhnya yang terdiri dari protein, vitamin, mineral dan air. Semua zat ini dapat ditemukan dalam makanan sehari-hari.
Makanan pokok seperti nasi, jagung, kentang dan roti merupakan sumber karbohidrat; makanan sumber protein hewani seperti ikan, daging, telur, dan susu; sumber protein nabati yaitu tempe, kacang hijau, kacang merah, dan kacang kedelai; dan sumber vitamin dan mineral yaitu semua jenis sayuran dan buah-buahan.
Ada beberapa makanan yang harus dibatasi untuk dikonsumsi oleh anak yaitu makanan dan minuman yang manis, asin, makanan olahan yang mengandung natrium tinggi serta yang mengandung lemak berlebih.
“Kelebihan gula, garam, dan natrium serta lemak merupakan faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular lebih awal. Selain itu makanan dan minuman manis dapat menyebabkan kerusakan pada gigi anak,” terang Rita lagi