Bisnis.com, JAKARTA—Gaya hidup tidak sehat ternyata berisiko meningkatkan risiko penyakit asam urat.
Asam urat biasanya ditandai dengan peradangan dengan nyeri hebat dan nyeri sendi. Keterkaitan antara gaya hidup tidak sehat dengan asam urat diungkapkan dalam penelitian yang dipublikasikan pada Arthritis & Rheumatology di Amerika Serikat 2019.
Berdasarkan data dari 14.000 orang di AS, para peneliti menghitung kaitan antara faktor seperti kelebihan berat badan, diet tidak sehat, dan kebiasaan minum alkohol berkontribusi pada kadar asam urat yang tinggi atau hiperurisemia.
Hyon Choi, peneliti di Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital di Boston, mengatakan bahwa berdasarkan penelitiannya kadar asam urat darah naik ketika orang mengalami obesitas, minum alkohol terlalu banyak, makan makanan tidak sehat.
"Sebaliknya, kadar asam urat darah turun jika orang menurunkan berat badan atau mengubah pola makan atau kebiasaan minum alkohol sehingga mengurangi risiko penyakit asam urat,” ujarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas kasus hiperurisemia sebenarnya dapat dicegah dengan memodifikasi faktor risiko.
Untuk melihat seberapa besar masing-masing faktor ini berkontribusi pada pengembangan asam urat, tim studi menganalisis data 14.624 orang dewasa di AS yang menyelesaikan serangkaian survei kesehatan dari tahun 1988—1994.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang kelebihan berat badan alias obesitas ternyata 85 persen lebih mungkin mengalami hiperurisemia. Sementara itu, orang gemuk ternyata 2,7 hingga 3,5 kali lebih mungkin mengalami kondisi ini.
Mereka mendapati bahwa 44 persen dari kasus hiperurisemia disebabkan oleh kelebihan berat badan saja, tanpa faktor risiko penyerta lainnya.
Baca Juga Penyebab Tidur Tak Berkualitas |
---|
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengubah perilaku hidup sehat bagi para penderita penyakit asam urat. Untuk mengurangi rasa sakit, penderita asam urat dapat mulai mengurangi makanan yang tidak sehat dan mengurangi alkohol.