Bisnis.com, JAKARTA—Orang-orang yang memiliki pandangan positif tentang kehidupan, lebih kecil kemungkinannya mengalami serangan jantung dan strok.
Mereka yang hidup dengan penuh optimisme biasanya hidup lebih lama alias panjang umur. Hal ini diungkap dalam sebuah tinjauan terbaru dari penelitian yang dipulikasikan pada JAMA Network Open 2019.
Temuan ini didapatkan oleh peneliti dengan menganalisis 10 studi terkait hubungan antara optimisme dengan kejadian serangan jantung dan strok serta kematian.
Untuk menilai apakah peserta optimis, peneliti melakukan tes orientasi hidup yang meminta peserta untuk menjawab enam pertanyaan standar mengenai pemikiran mereka tentang masa depan.
Dalam studi ini peneliti memeriksa data dari 15 studi dengan total 229.391 peserta yang dipantau selama 14 tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, orang yang paling optimis ternyata 35 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan strok. Mereka juga 14 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal dunia lebih cepat.
“Hasil ini menunjukkan bahwa pola pikir positif dan negatif tidak hanya memengaruhi kualitas hidup seseorang tetapi juga memengaruhi kesehatan” kata Alan Rozanski, peneliti di Icahn School of Medicine di New York, Amerika Serikat.
Orang optimis dinilai memiliki kebiasaan hidup yang lebih baik sehingga membantu mereka hidup lebih lama. “Mereka punya kebiasaan hidup yang sehat, makan dengan lebih baik, banyak olahraga, dan tidak merokok,” katanya.
Dibandingkan dengan orang pesimis, si optimis memiliki keterampilan untuk menghadapi dan mengatasi masalah dengan sikap yang lebih baik. Hal ini membantu mereka menjadi lebih proaktif tentang kesehatan mereka dan menghadapi masa-masa sulit tanpa melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri.