Limbah Obat KB, Ikan Jantan Menjadi Feminim
Sebagai pendukung program keluarga berencana, obat golongan kontrasepsi tentu saja banyak digunakan.
Perlu diketahui bahwa sebagai hormon, dosis yang dibutuhkan sangat kecil. Artinya, untuk menghasilkan kondisi steril, obat yang dibutuhkan hanya sedikit.
Jika obat-obatan kontrasepsi itu mencemari sistem lingkungan, maka sistem hidup selain manusia juga bisa terganggu.
Suatu penelitian melaporkan bahwa pencemaran obat kontrasepsi yang mengandung estrogen sangat menggangu perilaku populasi ikan di sebuah danau.
Teramati sejak akhir tahun 1990 an oleh Karen Kidd dari University of New Brunswick since the late 1990s, ikan jantan mulai menghasilkan telur karena terpapar estrogen.
Ikan memiliki kepekaan yang jauh lebih tinggi dari manusia. Akibatnya baik atau buruk? Yang jelas, populasinya menjadi tidak terkontrol sehingga rantai makanan terganggu.
Akibat perubahan perilaku ikan jantan, pada tahun 2012 dilaporkan bahwa Inggris mengeluarkan biaya sebesar 30 miliar pound sterling untuk membersihkan air dari cemaran kontrasepsi. Suatu jumlah yang luar biasa!
Penelitian terus berlanjut dan belum lama ini oleh Lina Nikoleris (2016) dipaparkan bahwa perilaku ikan jantan menjadi feminin akibat sampah ethinyl-estradiol (EE2) yang ada dalam pil KB, dan masuk ke dalam aliran sungai mengakibatkan mereka susah mempertahankan populasinya.
Dari mana asal EE2 tersebut, diduga kuat adalah buangan dari para penggunanya. Negara kita adalah negara maritim, dengan kekayaan ikan yang sangat potensial.
Selain juga negara pertanian, termasuk di dalamnya perikanan darat. Jika EE2 atau turunan estrogen tersebut juga mencemari perairan kita, maka ekosistem ikan terganggu, pangan dan kesehatan manusia Indonesia juga bisa memburuk.