Bisnis.com, JAKARTA - Jika pada 2001, publik dunia dibuat takjub dengan kejayaan film Asia di Hollywood lewat film besutan Ang Lee berjudul 'Crouching Tiger, Hidden Dragon', kini giliran film dari Korea Selatan 'Parasite' yang meraih sorotan.
‘Parasite’ adalah film Asia kedua setelah ‘Crouching Tiger, Hidden Dragon’ yang meraih nominasi terbanyak dalam ajang bergengsi Oscar.
Film karya sutradara Ang Lee meraih 10 nominasi, sementara Parasite karya Bong Joon-ho berhasil masuk enam nominasi Oscar.
Nominasi tersebut antara lain film terbaik, sutradara terbaik, film berbahasa asing terbaik, naskah asli terbaik, desain produksi terbaik, dan penyuntingan film terbaik.
Dalam nominasi film terbaik dan naskah asli terbaik, ‘Parasite’ berhadapan dengan 'Once Upon A Time In Hollywood' dan '1917'.
Sementara itu, Bong Joon-ho akan bersaing dengan sejumlah sutradara tenar Hollywood seperti Martin Scorses lewat filmnya 'The Irishman' yang meraih 10 nominasi tahun ini, serta sutradara kenamaan Quantin Tarantino, dan Todd Phillips.
Sutradara Bong Joon-ho dengan Juru Bahasa Sharon Choi menerima penghargaan Sutradara Terbaik untuk "Parasite" dalam 25th Critics Choice Awards di Santa Monica, California, AS, 12 Januari 2020./Reuters
Rangkaian Kesuksesan
‘Parasite’ memulai rangkaian kesuksesannya setelah sukses membawa pulang penghargaan tertinggi Cannes Film Festival, Palme d'Or. Menariknya, film ini dipilih dengan suara bulat.
Penghargaan lain yang diraih film ini terus bergulir. Awal Januari 2020, film ini sukes memenangkan film bahasa asing terbaik dalam Golden Globe.
Demikian pula dalam Critics' Choice Awards, ‘Parasite’ dan Bong meraih dua penghargaan, yakni penghargaan film berbahasa asing terbaik dan sutradara terbaik.
Dalam ajang tersebut, ‘Parasite’ juga berhasil masuk ke dalam enam nominasi, termasuk skenario terbaik dan film terbaik.
Selain Oscar, ‘Parasite’ telah masuk ke dalam empat nominasi British Academy Film Award.
Reaksi aktor Song Kang-ho ketika film Korea Selatan "Parasite" dinominasikan untuk enam Academy Awards, di Los Angeles, California, AS 13 Januari 2020. Foto diperoleh dari video media sosial./Reuters
Pendapatan Kotor
Di luar daftar penghargaan yang kian panjang, ternyata pendapatan penayangan dari film ini terus bertambah.
Dari data Box Office Mojo, ‘Parasite’ telah mengantongi pendapatan kotor sebesar US$24,4 juta di AS dan Kanada, sekitar US$107 juta dari wilayah lain, termasuk dari Korea Selatan sebesar US$73 juta.
Dengan demikian, total pendapatan kotor penayangan film sejak dirilis 2019 lalu telah mencapai US$131,4 juta dari seluruh dunia. Ini tentu saja menjadi sejarah besar bagi industri perfilman Asia, terutama Korea Selatan yang dikenal dengan 'Hallyu Wave'.
Di Balik 'Parasite'
Film komedi gelap ini menceritakan kebohongan besar yang dilakukan dua anak keluarga Ki-taek terhadap keluarga Park yang berujung maut. Tema kesenjangan sosial di Korea Selatan melalui konflik antara dua keluarga ini justru menjadi unsur menarik dari film Bong tersebut.
Ternyata, di balik kemajuan Korea Selatan dengan teknologi dan industri kreatifnya, tersimpan isu kesenjangan sosial yang biasanya banyak dijumpai di negara dunia ketiga.
Dikutip dari rilis Cannes, Bong mengambarkan ‘Parasite’ sebagai film komedi tanpa badut dan sebuah tragedi tanpa penjahat.
Bagi Bong, keluarga Ki-taek bukan 'parasit' sejak awal.
"Mereka adalah tetangga, teman, dan kolega, yang didorong ke tepi jurang," ujar Bong.
Dia menegaskan hidup di wilayah atau tempat yang sama dengan kondisi individu yang berbeda-beda adalah hal yang sulit. Alhasil, semakin banyak kasus yang menyedihkan terkait dengan hubungan simbiosis, satu kelompok individu didorong untuk menjadi parasit bagi kelompok yang lain.
Kelompok superior ini kemudian mengarahkan jari mereka kepada kelompok yang berjuang dan bertarung untuk bertahan hidup dan menyebutnya parasit.
Film Jepang dan Hong Kong
Dalam wawancara dengan NPR.org, Bong tidak menampik bahwa filmnya memiliki nuansa yang sama dengan film terkenal asal negaranya 'The Housemaid' yang menceritakan pembunuhan keluarga.
Bong menyebut sebagai film 'domestic ghotic drama'. Namun, dia menekankan bahwa dirinya ingin membangkitkan kesadaran dari khalayak luas terkait dengan film-film Korea Selatan yang banyak di antaranya merupakan film-film menarik.
"Dibandingkan dari film Jepang dan Hong Kong, sejarah sinema Korea relatif jarang diketahui oleh penonton di Amerika dan Eropa," ujar Bong dalam wawancaranya dengan NPR.org, Desember lalu.
Menakar dari rentetan prestasi ‘Parasite’, Bong sendiri sebenarnya telah berhasil membuka jalan bagi lebih banyak film Korea Selatan yang bisa mendaki ke Hollywood. Harus diakui 'Hallyu Wave' kini semakin berkibar di dunia. Bukan sekadar BTS dan drama Korea, lebih dari itu, Korea mulai unjuk gigi di layar lebar.