Seorang peneliti bekerja di laboratorium pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Nanyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 4 Februari 2020./Antara-Xinhua
Health

Kapan Wabah Virus Corona akan Berakhir?

Renat Sofie Andriani
Rabu, 19 Februari 2020 - 08:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejak pertama kali mengemuka pada akhir Desember 2019 di China, virus corona (Covid-19) telah merenggut ribuan nyawa dan menggoyang pasar keuangan global.

Virus ini menyebar lebih luas ketimbang penyakit SARS (sindrom pernapasan akut berat) pada tahun 2003. Corona mungkin tidak menyapu dunia seperti halnya flu babi pada tahun 2009, tetapi lebih berbahaya. Tak hanya antar manusia, virus ini bisa ditularkan melalui udara.

Bahkan ketika jumlah kasus baru terinfeksi virus corona di China tampak surut, banyak pakar mengungkapkan sedang bersiap menghadapi masa depan dengan penyakit yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kapan Wabah Virus Corona akan Berakhir?

Pada Selasa (18/2/2020), otoritas kesehatan global mengatakan bahwa karantina yang diberlakukan di provinsi Hubei, tempat wabah ini bermula, memberi waktu bagi dunia untuk menghadapi corona.

Tetap saja, langkah itu terbukti tak menghentikan penyebaran virus. Kasus-kasus baru bermunculan di seluruh dunia sehingga berpotensi menebar pandemi yang akan datang.

“Setiap virus berbeda,” ujar sejarawan medis dari Universitas of Michigan Howard Markel, yang telah mempelajari epidemi influenza, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (19/2/2020).

“Pelajaran dari munculnya epidemi di masa lalu, siapa pun yang memperkirakan masa depan berdasarkan pengalaman itu adalah orang bodoh atau berbohong karena kita sebenarnya tak tahu,” terang Markel.

Virus corona menyatukan elemen-elemen yang menimbulkan ketakutan pada para ahli kesehatan dan juga warga negara biasa. Dalam waktu kurang dari tiga bulan, virus ini telah menginfeksi lebih dari 75.000 orang.

Kapan Wabah Virus Corona akan Berakhir?

Sementara itu, manusia belum pernah menghadapinya sehingga membuat sistem kekebalan tubuh mereka rentan. Belum ada pula vaksin untuk mencegah ataupun mengobati penyakit yang disebabkannya.

Yang pasti, kasus-kasus baru akan terus bermunculan. Pada Sabtu (15/2/2020), seorang penumpang berkewarganegaraan Amerika Serikat dari sebuah kapal pesiar yang merapat di Kamboja dinyatakan positif terinfeksi corona.

Ini menimbulkan kekhawatiran baru bahwa menurunkan penumpang dari kapal tersebut, yang sebelumnya dianggap bebas virus, akan menaburkan kantong penyakit baru.

Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan bahwa mereka akan mulai menyaring pasien dengan gejala flu Covid-2019 di lima kota besar AS.

Kapan Wabah Virus Corona akan Berakhir?

Upaya ini dimaksudkan untuk mendeteksi apakah virus tersebut telah menyelinap ke AS meskipun telah diterapkan skrining perjalanan dan karantina yang telah menangkap kurang dari 20 kasus infeksi sejauh ini di AS.

Aspek serupa yang dimiliki wabah virus ini dengan wabah lain sebagian besar lebih terkait dengan kegagalan manusia alih-alih manfaat biologis.

“Pada 1892, pihak otoritas di Hamburg, Jerman yang khawatir tentang dampak kolera terhadap perkembangan pelabuhan mereka, awalnya mendiamkan kemunculan kasus dan membiarkan penyakit ini menyebar,” ungkap Markel. Lebih dari 8.000 akhirnya meninggal di kota itu dan penyakit ini kemudian menjalar ke New York.

Di Wuhan, otoritas setempat telah dituduh menimalkan ancaman dari virus corona pada minggu-minggu awal kemunculannya, saat wabah virus bisa lebih mudah dihentikan.

“Kesediaan untuk menanggung gangguan ekonomi adalah faktor lain,” tambah Markel. Menghentikan perdagangan dan aktivitasnya dapat memperlambat penyebaran penyakit. Namun pada saat yang sama tindakan ini juga dapat menghentikan ekonomi.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan bulan ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China memperingatkan bahwa meskipun menurun, kasus-kasus infeksi baru dapat bangkit kembali ketika aktivitas ekonomi dimulai kembali, setelah perpanjangan liburan Tahun Baru Imlek serta penutupan tempat-tempat kerja dan publik.

"Sejumlah besar orang akan segera kembali bekerja dan bersekolah," tulis sekelompok peneliti dalam analisis mereka. "Kita perlu mempersiapkan kemungkinan bangkitnya epidemi Covid-19 dalam beberapa pekan mendatang.”

Di sisi biologi virus, para peneliti masih tidak tahu banyak soal parameter dasar. Salah satu yang paling penting yang tidak diketahui adalah apakah virus dapat menyebar ketika manusia tidak menunjukkan gejalanya.

Jika sebagian besar orang dapat terjangkit dan menularkan virus itu sebelum menjadi sakit parah, kemungkinan untuk menghentikannya dengan langkah-langkah yang ada tampak menurun, menurut simulasi komputer yang dijalankan oleh London School of Hygiene & Tropical Medicine.

“Virus ini memiliki pijakan yang kokoh,” ujar Steven Riley, pakar dinamika penyakit menular di MRC Centre for Global Disease Infectious Disease Analysis Imperial College London.

“Ada lebih banyak orang yang terjangkit virus ini ketimbang dengan SARS. Kami tidak ingin virus ini menjadi patogen manusia. Jika tetap menjadi virus yang relatif parah, maka akan menjadi hal baru,” lanjutnya.

Dunia akan mendapatkan sudut pandang lebih baik tentang seberapa signifikan wabah ini akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan, karena pengawasan lebih lanjut memberi wawasan lebih jelas tentang penyebaran virus itu pada pertengahan Maret, menurut Michael Osterholm, seorang ahli penyakit menular di University of Minnesota.

Kapan Wabah Virus Corona akan Berakhir?

"Kita baru memulai. Jika menyebar di seluruh dunia, virus ini akan serupa dengan pandemi 1918,” katanya, merujuk pada pandemi flu yang menewaskan jutaan orang satu abad lalu.

“Tiga pekan ke depan akan menjadi saat-saat kritis,” tutur Osterholm.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro