Bisnis.com, JAKARTA – Kepanikan melanda masyarakat Indonesia usai pemerintah mengumumkan dua warga Depok, Jawa Barat positif terinfeksi virus Corona atau Covid-19. Masyarakat berbondong-bondong membeli masker sebagai upaya pencegahan virus tersebut menjangkiti mereka.
Alhasil, stok masker di sejumlah toko ludes terjual. Walaupun harganya melonjak berkali-kali lipat dan bisa dibilang tidak masuk akal, masyarakat yang terlanjur panik tetap saja membelinya. Sebagai catatan, berdasarkan penelusuran Bisnis.com di Pasar Glodok, Jakarta Barat harga masker dengan merk ternama tembus Rp850.000 per kotak, dengan isi 50 potong masker.
Adapun, untuk masker merk lain yang juga per kotak berisi 50 potong ada yang dibanderol seharga Rp400.000-Rp450.000 per kotaknya.
Nah, jika Anda enggan membeli masker dengan harga yang terlampau tinggi ada alternatif yang mungkin bisa dipilih, yaitu memesan terlebih dahulu ke pihak distributor. Namun, konsekuensinya masker tersebut baru sampai ke tangan Anda lebih dari sepekan setelah pemesanan dilakukan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis.com dari salah satu distributor alat-alat kesehatan di Kota Malang, Jawa Timur yang enggan disebutkan namanya. Ada masker dengan salah satu merk yang bisa dipesan terlebih dahulu dengan harga Rp170.000 per kotak dengan waktu tunggu 10-12 hari.
Padahal, normalnya masker tersebut dijual dengan harga kurang dari Rp50.000 per kotaknya. Namun, untuk mencegah aksi penimbunan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab diberlakukan maksimal pembelian sebanyak 280 kotak saja.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan ada lima hal penting yang harus diwaspadai pemerintah dan diperhatikan masyarakat dalam menanggulangi dan mencegah infeksi virus Covid-19.
Pertama, YLKI meminta masyarakat untuk waspada dan hati-hati namun tak perlu panik berlebihan. Dalam menyikapi dan memberikan respon terkait virus corona tersebut.
"Apalagi dalam hal menggunakan masker dan hand sanitizer. Sebab kepanikan hanya akan mempersulit diri, dan memicu kedua harga produk tersebut melambung tinggi," ujar Tulus melalui siaran pers, Senin (2/3/2020).
Kedua, Tulus juga mengimbau agar produsen, untuk tidak mengeksploitasi masyarakat dengan harga yang gila-gilaan. "Mengambil untung secara ugal-ugalan, apalagi di tengah kesulitan, adalah tindakan amoral," tegasnya.
Ketiga, untuk pemerintah, YLKI mengimbau agar bertindak konsisten dalam mengamankan warga yang terpapar dan potensi terpapar.