Bisnis.com, JAKARTA - Perokok memiliki risiko dua kali lebih tinggi terjangkit virus corona jenis baru atau Covid-19 dibandingkan dengan bukan perokok.
Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan aktivitas merokok bisa menurunkan daya tahan tubuh atau imunitas seseorang. Penurunan imunitas juga diikuti oleh meningkatnya risiko komorbiditas atau penyakit penyerta yang diidap oleh perokok.
Agus menjelaskan terdapat empat faktor yang menyebabkan perokok lebih rentan terhadap Covid-19 dan kondisinya memburuk setelah positif terjangkit. Antara lain gangguan imunitas, memicu timbulnya komorbid, meningkatkan regulasi reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE-2), dan potensi transmisi virus lewat tangan.
Agus memaparkan dua hingga tiga isapan asap rokok berpotensi menurunkan pergerakan sillia pada saluran nafas hingga 50 persen. Hal tersebut membuat sistem imunitas tubuh melemah ketika harus melawan infeksi virus maupun bakteri.
Kemudian terkait dengan peningkatan risiko komorbiditas, Agus mengungkapkan risiko Covid-19 derajat berat dan kematian pada pasien dengan komorbid kardiovaskular serta respirasi.
Adapun, di RSUP Persahabatan komorbiditas atau penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan pada pasien Covid-19 adalah hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Ketiganya memiliki faktor risiko yang sama, salah satunya riwayat merokok.
"Riset awal di salah satu rumah sakit rujukan [Covid-19] di Jakarta 58,3 persen pasien virus Corona berjenis kelamin laki-laki adalah perokok," tuturnya dalam sebuah diskusi daring pada Selasa (12/5/2020).
Selanjutnya, ketika terjadi infeksi SARS-CoV-2 atau virus penyebab Covid-19, terjadi ikatan dengan reseptor ACE-2.
"Paru seorang perokok mengandung 40-50 persen reseptor ACE-2 lebih banyak dibanding bukan perokok, sehingga risiko menjadi meningkat," katanya.
Terakhir yang seringkali tak disadari adalah transmisi atau penularan virus Corona melalui tangan yang terkontaminasi, lalu menyentuh area wajah ketika merokok.
"Merokok meningkatkan risiko kontak antara tangan dengan mulut dan pernapasan, sehingga risiko penularan meningkat, terutama bila tidak rajin-rajin mencuci tangan," tutupnya.
Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menjelaskan tinjauan studi oleh para ahli kesehatan akhir bulan lalu menemukan bahwa perokok yang terjangkit Covid-19 lebih memiliki risiko lebih tinggi untuk memperparah kondisinya dibandingkan bukan perokok.
Pasalnya, Covid-19 adalah penyakit yang menyerang paru-paru. Sementara itu, merokok tak dapat dipungkiri merusak fungsi paru-paru sehingga membuat tubuh lebih sulit untuk melawan Covid-19 dan penyakit lainnya.
"Tembakau juga merupakan faktor risiko utama untuk penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan, dan diabetes yang membuat perokok berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah ketika terkena Covid-19," tulis WHO dalam pernyataan resmi.