Penggali makam membuat kuburan baru seiring dengan jumlah kematian yang terus meningkat setelah penyebaran virus Covid-19, di tempat pemakaman Vila Formosa, pemakaman terbesar Brasil, di Sao Paulo, Kamis (2/4/2020)./Antara/Reuters
Health

Virus Corona Ancam Yaman, Apakah Negara itu Bisa Hilang dari Dunia?

Syaiful Millah
Senin, 18 Mei 2020 - 18:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Yaman memperingatkan dampak pandemi virus corona baru atau Covid-19 bisa berakibat fatal bagi negara tersebut.

Kepala Badan Pengungsi PBB di Yaman, Jean-Nicolas Beuze mengatakan bahwa jumlah perkiraan kasus Covid-19 di negara itu bisa jadi berlipat ganda dengan cepat.

Dia memperingatkan lembaga bantuan internasional dipaksa untuk meninggalkan program-program penting karena pandemi. Negara sangat menderita karena kekurangan peralatan pengujian dan sumber daya.

“Virus corona mungkin adalah jerami yang akan mematahkan punggung unta di Yaman. Sangat sulit bagi otoritas kesehatan masyarakat melacak penyebaran virus corona. Kami tidak memiliki cukup tes,” katanya seperti dikutip Express, Senin (18/5).

“Setengah dari fasilitas kesehatan yang ada telah hancur akibat konflik yang berlangsung. Orang meninggal karena banyak penyebab lain juga seperti penyakit demam berdarah, malaria, dan kolera,” imbuhnya.

Peringatan dari PBB ini muncul setelah tersebarnya rekaman video dari Sky News yang menunjukkan banyaknya kuburan di kota selatan Aden. Pihak berwenang tengah berjuang untuk mengatasi meningkatnya jumlah kematian di negara ini.

Namun demikian, banyak penyakit yang sudah menjadi endemik di Yaman dan perang saudara bertahun-tahun telah menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggalnya.

Lebih dari 24 juta orang di Yaman atau sekitar 80 persen dari total populasi membutuhkan bantuan kemanusiaan menurut data terakhir.

Dilaporkan, setengah dari fasilitas kesehatan di negara tersebut tidak berfungsi dan hampir seperempat distrik di negara itu tidak memiliki dokter.

“Kami tahu bahwa kekebalan di kalangan penduduk sangat rendah. Kami berbicara di sini tentang orang-orang yang mungkin makan sekali sehari. Kami bicara tentang anak yang belum divaksinasi. Kami bicara tentang orang yang telah meninggalkan rumah karena pengeboman,” kata Bueze.

Dia juga mengungkapkan bahwa negara-negara yang biasanya menyumbangkan sumber daya mereka ke Yaman tengah menghadapi dilema serupa dengan adanya pandemi ini. Alhasil, negara-negara tersebut saat ini memangkas dana mereka.

“Semua mitra kemanusiaan di sini ... kehilangan dana krisis. UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) akan ditutup dalam beberapa hari. Kita akan meninggalkan jutaan pengungsi. Ini adalah situasi hidup dan mati bagi mereka.

Di kota selatan Aden, minggu lalu saja melaporkan ada sekitar 500 kematian orang dengan gejala seperti virus corona. Luai Taha al Mahbashi, insinyur medis mengatakan kekhawatirannya tentang tingkat devastation yang sebenarnya di negara ini.

Dia mengungkapkan bagaimana dia mendaur ulang serpihan peralatan medis yang tak ada habisnya dan menggunakannya kembali menjadi alat untuk menyelamatkan orang, “Ini akan menjadi bencana sangat besar bagi negara saya. Yaman akan dihapus dari peta di seluruh dunia,” ujarnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro