Bisnis.com, JAKARTA – China berjanji untuk memproduksi vaksin virus corona untuk semua negara saat tersedia. Hal ini diungkapkan Presiden Xi Jinping untuk meredakan kritik atas tanggapannya terhadap pandemi yang telah menewaskan lebih dari 315.000 orang di seluruh dunia ini.
Komentar Xi muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa sebagian negara akan mengutamakan kepentingan nasional dalam pengembangan vaksin virus corona, yang dipandang sebagai kunci untuk membuat roda ekonomi bergerak kembali.
"Pengembangan dan penyebaran vaksin Covid-19 di China, jika tersedia, akan dijadikan barang global, yang akan menjadi kontribusi China untuk memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang," kata Xi dalam pidatonya di Majelis Kesehatan Dunia, badan pengurus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dikutip Bloomberg.
Proposal Uni Eropa sendiri yang disampaikan di majelis ini juga memberikan nada serupa, yang menyoroti perlunya seluruh negara untuk mendapat akses vaksin, obat-obatan, diagnostik, dan teknologi lainnya yang diperlukan untuk memerangi pandemi.
Di antara lusinan proyek vaksin yang sedang berlangsung di seluruh dunia, China sudah memiliki lima kandidat untuk diuji coba terhadap manusia. Dan lebih banyak lagi akan dilakukan bulan depan.
Negara ini menghadapi peningkatan pengawasan atas penanganan virus, terutama dari anggota pemerintahan Trump. Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan bahwa Negeri Panda tersebut mengirim "ratusan ribu orang China dengan pesawat terbang ke Milan, New York, dan di seluruh dunia untuk menyebarkan virus."
Xi mengatakan China bertindak secara transparan dan bertanggung jawab selama ini, dan memberikan informasi kepada WHO dan negara-negara lain dengan cara yang paling tepat dan cepat. China menyiapkan anggaran senilai US$2 miliar selama dua tahun untuk mendukung perang melawan pandemi, terutama di negara-negara berkembang.
Mencari Sumber Penyebaran
WHO mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan misi baru ke China untuk mencari sumber virus. Para ahli internasional menjadi bagian dari delegasi sebelumnya ke negara itu pada bulan Februari, saat wabah di China mencapai puncaknya.
“Kita perlu mengejar kerja sama internasional dalam metode pengujian, perawatan klinis, dan penelitian serta pengembangan vaksin dan pengobatan,” kata Xi, seperti dikutip Bloomberg.
"Kita perlu terus mendukung penelitian global oleh para ilmuwan terhadap sumber dan penularan virus,” lanjutnya.
WHO juga menghadapi kritik dari pemerintahan Trump yang menuduh organisasi tersebut terlalu berpihak terhadap China atas penanganan krisis. Rancangan resolusi UE, yang didukung oleh negara-negara termasuk Brasil, Jepang, dan Kanada, menyarankan untuk mengevaluasi tanggapan WHO secepat mungkin.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia menyambut seruan untuk evaluasi independen dan komprehensif serta tidak memihak. "(Evaluasi ini) harus mencakup keseluruhan respon oleh semua aktor dengan itikad baik," katanya dalam sebuah pidato.
“Jadi saya akan memulai evaluasi independen pada saat yang tepat untuk meninjau pengalaman yang didapat dan membuat rekomendasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi secara nasional dan global,” lanjutnya.