Bisnis.com, JAKARTA -- Para pelaku usaha spa dan klinik kecantikan kini tengah bersiap menunggu keputusan pemerintah untuk mulai membuka kembali atau re-opening bisnis yang sudah ditutup sementara sejak pertengahan Maret 2020, ketika Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus corona sebagai pandemi.
Dalam masa sekitar 2 bulan tersebut, salon, spa, dan klinik kecantikan terus mempersiapkan berbagai protokoler kesehatan menuju kenormalan baru sampai pemerintah memutuskan untuk memperbolehkan bisnis kecantikan dibuka kembali.
Olivia Ong, Medical Director Jakarta Aesthetic Clinic optimistis kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan perawatan masih sangat tinggi. Apalagi setelah lebih dari dua bulan di rumah saja yang membuat mereka merasa jenuh dan tak bisa melakukan treatment kecantikan.
Untuk menyambut re-opening nantinya, JAC akan memastikan keamanan dan kenyamanan pasien yang melakukan perawatan. Bagi terapis maupun pasien nantinya akan dibekali dengan Alat Pelindung Diri dan harus melakukan proses rapid test.
“Kami ingin semuanya merasa benar-benar aman sepenuhnya sehingga semua perlu menjalani rapid test, screening, dan mengenakan APD. Memang biayanya meningkat tapi semua kami masukkan ke dalam paket perawatan sedangkan untuk pasien lama kita bebaskan [biaya tambahan],” ujarnya.
Setelah dibuka nantinya, pihak JAC juga akan membatasi jumlah karyawan dan pasien yang berkunjung, termasuk waktu kunjungan dan jam praktek. Dengan demikian, pasien yang akan melakukan perawatan akan benar-benar dibuat seefisien mungkin.
“Waktu benar-benar dimaksimalin. Jadi sebelum berkunjung pasien sudah melakukan screening dan konsultasi virtual sehingga pas datang langsung melakukan perawatan tanpa harus menunggu,” ujarnya.
Selain itu, sebagai klinik esetika pihaknya juga akan menawarkan suntik Vitamin C yang langsung menyerap sempurna ke dalam tubuh sehingga dapat lebih efektif sebagai antioksidan yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh di kala pandemi.