Bisnis.com, JAKARTA - Untuk menjaga penampilan tetap awet muda, tidak cukup hanya dengan menggunakan produk perawatan kulit saja. Bagi beberapa orang perlu juga untuk melakukan prosedur tertentu agar kulit tetap kencang.
Salah satu prosedur tersebut adalah penggunaan botox atau penyuntikkan cairan botulinum toxin, yang paling populer adalah untuk mengatasi kerutan di wajah.
Penyuntikan Botox adalah prosedur estetika non-bedah yang paling sering dilakukan dan digunakan untuk pengurangan garis halus atau kerutan seperti di dahi, garis senyum, dan tempat rawan kerutan lainnya.
Tak hanya kerutan, botox juga bisa digunakan untuk mengencangkan bagian alis, koreksi “gummy smile”, melangsingkan wajah, mengencangkan leher, sampai pembentukan tubuh.
Namun, prosedur ini belum tentu cocok bagi semua orang. Ada pula beberapa prosedur yang gagal, dari tidak memberikan efek pada bagian yang disuntikkan, umumnya wajah, atau justru memberikan perubahan bentuk yang terlampau signifikan.
Sebenarnya, jauh lebih mudah untuk meminimalkan risiko hasil yang buruk daripada memperbaiki botox yang gagal ketika sudah terjadi.
Oleh karena itu, Sebelum memilih penyedia Botox, gali informasi yang dalam terlebih dahulu terkait dengan kredensial mereka agar tak perlu berurusan dengan botox gagal di kemudian hari.
Penyedia Botox haruslah seorang ahli bedah plastik atau bekerja langsung di bawah ahli bedah plastik dan memiliki pelatihan ekstensif serta pengalaman dalam melakukan suntikan ini.
Meskipun ini merupakan prosedur non-bedah, Botox harus dilakukan oleh profesional terlatih di lingkungan yang steril.
Beberapa tanda bahaya yang harus diperhatikan pada penyedia suntikan Botox yang meragukan di antaranya bisa dipanggil ke rumah, menyediakan spesialisasi kecantikan di bidang lain, dan harganya yang sangat murah.
Lantas apa dampaknya jika Botox yang dilakukan gagal?
Namun, bila tidak dilakukan dengan benar, Botox dapat mengakibatkan tampilan "beku" atau palsu. Hal ini selain salah penyuntikkan juga bisa disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang sudah menolak dan menganggap zat Botox sebagai zat berbahaya di dalam tubuh.
Akhirnya, kekebalan tubuh akan melawan cairan Botox dan suntikan Botox jadi tidak mempan di tubuh. Namun, sering kali pada kejadian seperti ini dosisnya justru ditambah alih-alih dihentikan.
Penyebab paling umum dari kegagalan Botox adalah berikut ini:
1. Teknik injeksi yang tidak tepat. Banyak penyuntik yang tidak terampil melakukan kesalahan dengan menyuntikkan Botox terlalu dalam atau terlalu dangkal ke dalam kulit.
2. Penempatan suntik yang tidak tepat. Penyedia layanan yang terampil memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang anatomi wajah yang rumit dan oleh karena itu memahami dengan tepat di mana harus menempatkan setiap unit Botox untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penyuntik atau injektor yang tidak terampil dapat menempatkan produk pada otot atau area wajah yang salah.
3. Kurangnya komunikasi yang jelas. Dalam beberapa kasus, komunikasi yang buruk antara penyedia Botox dan klien dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap hasil akhir.
Pastikan penyedia Botox meluangkan waktu untuk mendengarkan tujuan kliennya dan mengembangkan rencana perawatan yang disesuaikan sebelum memulai suntikan apa pun.
Untuk beberapa kasus, penyuntikan Botox yang gagal masih dapat ditangani, dengan cara memperbaiki posisi penyuntikan Botox atau dengan melakukan prosedur filler dengan bahan lainnya seperti Hyalurionic Acid dan harus dilakukan oleh spesialis bedah plastik.
Namun, jika sudah sampai memberi tampilan kaku pada wajah terpaksa harus menunggu sampai Botox itu "habis terpakai" di dalam tubuh. Perlu waktu 3-6 bulan sampai Botox bisa hilang dari tubuh.
