Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengulangi seruannya kepada dunia untuk tidak melupakan Afrika ketika vaksin virus corona (Covid-19) akhirnya ditemukan.
Saat vaksin virus corona ditemukan, WHO mengkhawatirkan bahwa negara-negara kaya dapat mengambil obat-obatan yang menjanjikan terhadap virus corona baru, lalu meninggalkan negara-negara berkembang, terutama yang di Afrika, dengan tangan kosong.
Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti mengatakan bahwa kesetaraan harus menjadi pusat dari diagnosa, terapi dan vaksin virus corona.
Dia mengatakan bahwa WHO, bersama dengan Uni Afrika dan Gavi, aliansi vaksin, melobi agar vaksin corona sampai ke Afika. Sebab, sudah menjadi rahasia umum bahwa Afrika sering ditempatkan di antrian paling belakang dalam urusan kesehatan.
“Ketika kami memiliki vaksin, vaksin itu harus diluncurkan dengan kecepatan dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kesetaraan harus menjadi fokus utama. Terlalu sering, negara-negara Afrika di antrian paling belakang untuk teknologi baru, termasuk vaksin," ungkapnya seperti yang dikutip dari CGTN, Senin (13/7/2020).
"Produk yang menyelamatkan jiwa ini harus tersedia untuk semua orang, tidak hanya mereka yang mampu membayar," tegasnya.
Komentar Moeti digemakan oleh dermawan miliarder Amerika Bill Gates, yang menyerukan agar obat-obatan Covid-19 dan vaksin virus corona disediakan bagi negara-negara yang paling membutuhkannya, dan bukan kepada pihak yang menawar vaksin dengan harga tertinggi atau 'penawar tertinggi.'
Gates berpendapat bila hanya mengandalkan kekuatan pasar, maka hal tersebut untuk memperpanjang pandemi yang mematikan.
"Jika kita membiarkan obat-obatan dan vaksin pergi ke penawar tertinggi, alih-alih orang-orang dan tempat-tempat yang paling membutuhkan vaksin akan semakin lama merasakan pandemi corona," ungkap Gates.
Bila pendistribusian tidak merata dan tidak tepat sasaran maka dunia bisa saja memiliki pandemi yang lebih lama, lebih tidak adil dan lebih mematikan.
Vaksin potensial bukan satu-satunya bidang yang menjadi perhatian di mana Afrika dikhawatirkan tertinggal. Benua ini juga telah berjuang untuk mendapatkan kit pengujian Covid-19, peralatan pelindung pribadi dan peralatan penting lainnya seperti ventilator.
Pada Mei 2020, para ahli kesehatan masyarakat menyuarakan keprihatinan atas rendahnya pasokan alat tes Covid-19 di Afrika karena jumlah kasus virus corona terus meningkat.
Kapasitas pengujian dari negara-negara Afrika terbatas karena kompetisi internasional untuk test kit dan koordinasi sumber daya global yang buruk. Ini telah memaksa berbagai negara untuk menerapkan berbagai strategi pengujian.