Bisnis.com, JAKARTA – CanSino Biologics, pengembang vaksin China sedang dalam pembicaraan dengan Rusia, Brasil, Chili, dan Arab Saudi untuk meluncurkan uji coba fase ketiga dari vaksin virus corona (Covid-10) eksperimental.
Vaksin tersebut bernama Ad5-nCov, dikembangkan bersama dengan tim yang dipimpin oleh Chen Wei, seorang profesor biologi dari Academy of Military Medical Sciences and a member of the Chinese Academy of Engineering,
Dilansir dari CGTN, Senin (13/7/2020) vaksin tersebut merupakan proyek pertama di China yang melakukan pengujian manusia pada Maret, tetapi berjalan lebih lambat di belakang vaksin potensial lainnya dalam hal kemajuan uji coba.
Dua vaksin eksperimental lainnya di negara tersebut yakni vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech dan unit China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) sudah disetujui untuk melanjutkan uji coba tahap ketiga.
Menurut CanSino, keberhasilan China dalam menurunkan infeksi Covid-19 telah mempersulit pelaksanaan uji coba vaksin berskala besar, dan sejauh ini hanya beberapa negara yang setuju untuk melakukan kerja sama pengujian vaksin.
Qiu Dongxu, direktur eksekutif dan salah satu pendiri CanSino mengatakan bahwa uji coba fase ketiga mungkin akan dimulai dalam waktu dekat. Dalam hal ini, perusahaan berencana untuk merekrut sekitar 40.000 peserta untuk uji coba.
Adapun, uji coba fase kedua yang melibatkan 508 orang telah menunjukkan hasil yang lebih baik ketimbang pengujian fase pertamanya, tentang keamanan dan kemampuan untuk memicu respons kekebalan tubuh.
Penelitian tersebut menyuntikkan vaksin potensial ke para sukarelawan. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing mendapatkan dosis vaksin berbeda.
Selama 28 hari berikutnya, tidak ada reaksi serius yang ditemukan, yang berarti vaksin tersebut dapat ditoleransi oleh manusia. Selain itu, antibodi terhadap SARS-CoV-2 juga mulai melonjak dua minggu setelah injeksi dan mencapai puncaknya pada hari ke 28.
Sementara itu, Dongxu mengatakan bahwa pabrik baru CanSino yang sedang dibangun di China akan memungkinkan perusahaan memproduksi sekitar 100 juta hingga 200 juta dosis vaksin virus corona per tahun, pada awal 2021 mendatang.