Bisnis.com, JAKARTA – Singapura terancam menghadapi wabah demam berdarah terburuk dalam sejarah, seiring dengan melonjaknya kasus baru penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini.
Dilansir Bloomberg, Selasa (21/7/2020), National Environment Agency (NEA) melaporkan kasus baru penyakit demam berdarah yang tercatat mencapai 1.736 orang pada pekan yang berakhir 18 Juli 2020, jumlah tertinggi secara mingguan.
Demam berdarah, juga dikenal sebagai demam patah tulang, disebarkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi dan dapat menyebabkan gejala seperti demam dan nyeri di sekujur tubuh.
Angka kematian akibat demam berdarah merangkak naik di tengah pergulatan otoritas kesehatan Singapura menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19) yang tak menentu.
Pada Senin (20/7/2020), Straits Times melaporkan 19 orang telah meninggal karena demam berdarah sepanjang tahun ini atau sekitar dua per tiga korban jiwa akibat Covid-19 yang tercatat mencapai 27 orang.
Seperti halnya demam berdarah, kasus baru Covid-19 rata-rata masih mengalami kenaikan tiga digit secara harian, meskipun angka itu agak meruncing dari bulan-bulan sebelumnya.
Badan lingkungan hidup negara itu telah memperingatkan bahwa jumlah total kasus demam berdarah pada 2020, yang telah mencapai lebih dari 18.900 kasus saat ini, diperkirakan akan melampaui rekor sebanyak lebih dari 22.000 yang dilaporkan pada tahun 2013.
Pekan lalu, Singapura mengumumkan sanksi lebih keras untuk rumah tangga dan bisnis yang terus kedapatan memiliki spot yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Sementara itu, otoritas setempat meningkatkan upaya pengendalian vektor seperti fogging.