Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) melakukan proses pemisahan cairan (ekstraksi) struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). Penelitian respirasi kelelawar tersebut untuk memastikan apakah di dalamnya terdapat virus corona 2019-n CoV dan kemungkinan untuk dibuatkan vaksin pada tahapan proses penelitian berikutnya. ANTARA FOTO/Moch Asim/
Health

Ini Update Terbaru Vaksin Corona Oleh LIPI

Krizia Putri Kinanti
Selasa, 28 Juli 2020 - 12:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengembangkan vaksin berbasis protein rekombinan, sejauh mana proses perkembangan vaksin ini?

Vaksin berbasis protein rekombinan ini rencananya dapat dimanfaatkan sebagai vaksin sekunder atau "booster" untuk pencegahan Covid-19 menginfeksi manusia.

Ketua Kelompok Penelitian Pengembangan Produk Biologi LIPI Ratih Asmana Ningrum menuturkan bahwa inti dari vaksin rekombinan ini adalah membuat suatu desain materi genetik yang dipindahkan dari virus ke inang.

“Kami sudah membuat perancangan, sudah jadi secara sintetik sekarang proses memasukkan ke inang. Mudah-mudahan kita mendapatkan apakah berhasil atau tidak dipindahkan ke sel inang, kalau berhasil sel inang mampu menghasilkan protein, dan protein tersebut akan sangat berguna dan akan bisa digunakan dalam proses bahan baku vaksin,” tuturnya dalam webinar yang diselenggarakan oleh LIPI, Selasa (28/7/2020).

Ratih juga menambahkan bahwa pihaknya membutuhkan waktu yang lebih lama dan bahkan bisa lebih dari 2021 karena pengembangan vaksin yang masih berada di tahap awal.

“Vaksin ini saya rasa perlu waktu lebih lama karena ini baru tahap awal. Saya tidak bisa menjanjikan. Target selesai vaksin kalau untuk sampai ada vaksinnya itu perjalanan sangat panjang, mundur dari tahun 2021 pasti mundur karena masih tahap awal. Mungkin perlu waktu lebih lama karena kami tahapannya masih sangat-sangat awal,” ujarnya.

Adapun peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Wien Kusharyoto yang juga menjadi peneliti utama dari pengembangan vaksin menjelaskan ada beberapa tahapan yang dibutuhkan sampai vaksin bisa disebarluaskan. Adapun, pihaknya ingin vaksinnya bisa diberikan dengan metode lain selain suntik.

“Kami ingin mengembangkan vaksinasi menggunakan spray, tetapi perlu studi lebih lanjut apa yg harus kami tambahkan disamping antigennya sendiri. Karena respon imun dengan spray akan berbeda dibanding respon imun terhadap darah,” ungkapnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro