OYO Hotels & Homes/Istimewa
Travel

Begini Manajemen Krisis OYO Saat Pandemi

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Sabtu, 12 September 2020 - 14:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Jelang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat per 14 September 2020 mendatang, perusahaan sektor hotel harus kembali mengetatkan ikat pinggang mengatasi krisis.

Carlo Ongko, Head of Country Operations OYO Hotels and Homes mengatakan tidak ada negara dan industri yang imun dari dampak Covid-19, termasuk OYO Indonesia. Secara umum fokus perusahaan saat krisis berlangsung adalah untuk memastikan sumber pendapatan terus optimal, baik dari sisi bisnis akomodasi maupun non akomodasi, sembari terus memastikan OYO tetap memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan.

"Kami pun memastikan mitra kami tetap mempertahankan bisnisnya di tengah tekanan industri karena pandemi ini," jelas Carlo kepada Bisnis, Sabtu (12/9/2020).

Pandemi ini juga mendorong pelaku industri hospitality untuk beradaptasi terhadap “new normal” termasuk perubahan kebijakan dan perilaku masyarakat.

Saat ini, OYO juga tengah fokus untuk terus memaksimalkan teknologi dan inovasi di setiap lini bisnis serta merumuskan dan menerapkan prosedur baru yang sesuai dengan protokol kesehatan selama normal baru; baik akomodasi maupun non akomodasi, guna memastikan bahwa bisnis kami tetap dapat berjalan dan relevan dengan masyarakat baik di tengah pandemi saat ini maupun setelah pandemi ini berakhir

Berbagai inisiatif dan kolaborasi juga telah kami lakukan sejak masa awal pandemi mulai menyebar, guna meminimalisir dampak pandemi dan membantu mereka yang membutuhkan.

Perusahaan pun sudah menjalankan kampanye #FightCovidwithOYO dan #OYOkuatlawancorona, dengan fokus untuk; melindungi para mitra pemilik properti untuk melewati krisis, meringankan beban para tenaga medis yang berada di garda depan penanganan Covid-19, membantu para wisatawan yang terpaksa terisolasi di sejumlah wilayah, serta membantu masyarakat setempat yang membutuhkan atau disarankan untuk melakukan isolasi mandiri.

Sebagai pelaku bisnis, Carlo menilai masih bisa bersyukur memiliki kesempatan karena sektor perhotelan di Indonesia tetap diperbolehkan untuk beroperasi di tengah pandemi ini.

"Hal ini membuat OYO berkomitmen untuk memaksimalkan segala kesempatan yang ada walau di tengah berbagai keterbatasan dan tantangan demi keberlangsungan bisnis para mitra kami," jelasnya.

Carlo secara aktif menghimbau seluruh hotel OYO di Indonesia untuk terus melakukan upaya jaga jarak sosial dan menerapkan standar operasional sesuai dengan protokol kesehatan. OYO juga menjamin untuk beroperasi sesuai dengan peraturan dan himbauan pemerintah setempat yang berlaku mengenai kebijakan operasional hotel selama PSBB transisi.

Seiring dengan berbagai inisiatif dan adaptasi baik dari sisi bisnis maupun operasional, okupansi hotel-hotel OYO saat ini sudah naik sekitar 70 persen dibandingkan titik okupansi terendah saat masa PSBB di bulan Mei.

Carlo juga melihat ada kenaikan 20 persen okupansi setiap bulannya, namun belum sampai pada posisi normal seperti sebelum saat pandemi. Data market lebih lanjut yang dianalisa oleh OYO juga memperlihatkan bahwa proses pemulihan atas pemesanan kamar hotel yang dilakukan melalui aplikasi OYO 3x lebih cepat dibandingkan melalui platform lain.

"Hal ini menjadi nilai tambah yang dapat kami berikan bagi para mitra di tengah tekanan industri saat ini," tuturnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro