Bisnis.com, JAKARTA -- Siklus menstruasi yang tidak teratur dengan durasi panjang pada masa remaja dan dewasa dikaitkan dengan risiko kematian dini, demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The BMJ.
Hal ini dikaitkan denpenyakit kardiovaskular yang mungkin diidap oleh mereka yang siklus menstruasinya tidak teratur dan cenderung lama.
Penelitian itu mengungkapkan karena itu pentingnya memperhatikan siklus menstruasi sebagai tanda vital kesehatan umum pada wanita sepanjang masa reproduksi mereka, kata para peneliti.
Baca Juga Ladies, Waspada Varises di Daerah Ini |
---|
Peneliti menyebutkan kondisi itu dikaitkan dengan risiko penyakit kronis utama yang lebih tinggi termasuk kanker ovarium, penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, dan masalah kesehatan mental.
Tetapi bukti yang menghubungkan siklus menstruasi yang tidak teratur atau lama dengan kematian dini masih sedikit. Dikutip dari medicalxpress.com, Kamis (1/10/2020), tim peneliti yang berbasis di AS mulai mengevaluasi penelitian itu.
Temuan mereka didasarkan pada data dari 79.505 wanita pramenopause (rata-rata usia 38 tahun) tanpa riwayat penyakit kardiovaskular, kanker, atau diabetes yang ikut serta dalam Nurses 'Health Study II.
Baca Juga Ini Penyebab Gangguan Menstruasi |
---|
Para wanita itu melaporkan durasi dan keteraturan siklus menstruasi mereka yang biasa pada usia 14-17 tahun, 18-22 tahun, dan 29-46 tahun. Selama 24 tahun masa tindak lanjut, 1.975 kematian dini didokumentasikan, termasuk 894 akibat kanker dan 172 akibat penyakit kardiovaskular.
Setelah memperhitungkan faktor-faktor lain yang berpotensi berpengaruh, seperti usia, berat badan, gaya hidup, dan riwayat kesehatan keluarga, para peneliti menemukan bahwa wanita yang dilaporkan selalu memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi daripada wanita yang melaporkan siklus sangat teratur dalam rentang usia yang sama.
Hubungan ini paling kuat untuk kematian yang terkait dengan penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan kanker atau kematian karena penyebab lain.
Ini adalah studi observasional, jadi tidak dapat menentukan penyebabnya, dan para peneliti menunjukkan beberapa batasan, seperti mengandalkan mengingat karakteristik siklus menstruasi, yang mungkin belum sepenuhnya akurat, dan potensi faktor tak terukur lainnya untuk mempengaruhi.
Namun demikian, penelitian seperti ini mewakili bukti terkuat. Para peneliti mengatakan mekanisme yang mendasari asosiasi ini kemungkinan terkait dengan lingkungan hormonal yang terganggu. Dan mereka menyimpulkan perlunya penyedia layanan kesehatan primer untuk memasukkan karakteristik siklus menstruasi sepanjang masa reproduksi sebagai tanda vital tambahan dalam menilai status kesehatan umum wanita.