Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa peserta yang terlibat dalam uji coba vaksin Covid-19 telah melaporkan mengalami efek samping yang melelahkan setelah menerima suntikan. Efek samping itu termasuk demam tinggi, nyeri badan, sakit kepala, dan kelelahan.
Lima orang peserta – tiga dalam studi Moderna dan dua dalam uji coba tahap akhir Pfizer – mengatakan efek samping yang tidak nyaman itu biasanya hilang dalam sehari, tetapi beberapa tidak demikian dan terkejut dengan seberapa vaksin itu berefek pada tubuh.
“Jika ini terbukti berhasil, orang-orang harus tegas. Dosis pertama bukan masalah besar, tapi dosis kedua akan cukup terasa efeknya... Anda perlu mengambil cuti sehari setelah mendapat dosis kedua,” kata salah satu peserta uji coba Moderna, seperti dikutip New York Post, Rabu (7/10).
Perempuan berusia 50 tahun dari Carolina Utara itu mengatakan kepada CNBC bahwa dia tidak mengalami demam, tetapi menderita sakit kepala parah yang membuatnya kelelahan dan kesulitan untuk fokus.
Akan tetapi, keesokan harinya, dia bangung dengan perasaan yang lebih baik setelah mengonsumsi Excedrin. Kendati dia merasa tidak nyaman, tetapi efek sampingnya lebih baik ketimbang risiko terinfeksi oleh virus corona baru.
Sementara itu, seorang peserta dari uji coba berusia 20 tahunan dari Maryland mengatakan bahwa dia mengalami demam tinggi setelah mendapatkan suntikan. Namun sekali lagi, dia mengaku kondisinya menjadi lebih baik beberapa waktu setelahnya.
Luke Hutchison yang berusia 44 tahun dari Utah, juga berpartisipasi dalam uji coba vaksin Moderna. Dia merasa tidak enak badan selama beberapa hari setelah diberikan suntikan vaksin pertamanya pada 18 Agustus lalu.
Selain itu, beberapa jam setelah mendapatkan dosis kedua pada 15 September, dia mengatakan harus terbaring di tempat tidur karena gemetar, menggigil, sakit kepala parah, dan sesak napas. Selama lima jam suhu tubuhnya sangat tinggi.
“saya jelas merupakan kasus yang terisolasi, tetapi karena semua indikasi menunjukkan vaksin ini disetujui, saya merasa orang harus tahu efek sampingnya mungkin parah terutama setelah suntikan kedua,” katanya melalui cuitan di platform Twitter.
Peserta uji coba Pfizer juga telah melaporkan gejala serupa. Salah satu peserta mengatakan bahwa dia menderita gejala mirip flu yang intens setelah mendapatkan suntikan kedua, yang membuat tubuhnya sangat gemetar.
Dia mengatakan bahwa dirinya masih ingin mendapatkan vaksin, tetapi membutuhkan waktu untuk istirahat yang cukup. “Rasanya sakit sekali bahkan saya hanya berbaring di atas kasur. Jika [vaksin] disetujui, saya kira orang harus mendapatkan vaksin tapi dengan pemberitahuan efek samping yang jelas,” tandasnya.
Seorang dokter di Baltimore yang berpartisipasi dalam penelitian uji coba vaksin mengatakan bahwa dia mengalami reaksi yang ringan dari suntikan pertama. Dia menyatakan belum mendapat suntikan kedua, tetapi tidak mengesampingkan gejala-gejala yang telah dialami oleh orang lain.
Adapun, Pfizer mengakui bahwa demam singkat dari yang ringan hingga sedang dapat terjadi pada sebagian kecil penerima vaksin uji coba pertama. Namun demikian, hingga kini belum ada sinyal gawat darurat yang diidentifikasi dalam penelitian.
Seorang juru bicara Moderna mengatakan perusahaan tidak mengomentari peserta uji coba yang sedang berlangsung, tetapi mencatat bahwa komite keselamatan telah memberi lampu hijau untuk melanjutkan studi di setiap tinjauan.