Bisnis.com, JAKARTA - National Institutes of Health (NIH) melaporkan bahwa penggunaan Remdesivir pada pasien virus corona mempercepat proses pemulihan. hal ini diketahui melalui hasil uji klinis kepada pasien Covid-19 dengan gejala parah.'
Melansir Fox News, Selasa (13/10/2020), NIH menerbitkan hasil awal dari uji klinis pada akhir Mei yang menunjukkan obat tersebut mempersingkat jalan pasien menuju pemulihan sekitar empat hari (11 hari vs 15 hari pada kelompok plasebo).
Penulis studi mengatakan hasil akhir dikumpulkan setelah tindak lanjut lengkap dan sejalan dengan temuan awal. Ini melibatkan 1.062 pasien yang secara acak diberi Remdesivir atau plasebo selama 10 hari. Dari total, 85% pasien mengalami Covid-19 yang parah.
Obat tersebut mempersingkat waktu pemulihan sekitar lima hari-10 hari vs. 15 untuk mereka yang menggunakan plasebo. “Data ini memperkuat nilai Remdesivir pada pasien yang dirawat di rumah sakit,” ujar Dr. John Beigel, direktur asosiasi penelitian klinis di divisi mikrobiologi dan penyakit menular di NIAID.
Pada hari ke-29, kematian karena semua penyebab diperkirakan sekitar 11% untuk Remdesivir dan 15% di antara mereka yang menggunakan plasebo. Beigel mengatakan, meskipun tidak menjadi perbedaan yang signifikan secara statistik, ini masih merupakan peningkatan yang signifikan. Dia juga dilaporkan mengatakan bahwa tingkat kematian dan peningkatan lainnya bersama-sama mendukung manfaat Remdesivir.
“Data kami menunjukkan bahwa Remdesivir lebih unggul daripada plasebo dalam mempersingkat waktu pemulihan pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 dan memiliki bukti infeksi saluran pernapasan bagian bawah,” tuturnya menyimpulkan.
Pasien melihat manfaat yang lebih besar bila obat diberikan lebih awal pada saat sakit. “Data kami juga memberi kesan bahwa pengobatan dengan Remdesivir mungkin telah mencegah perkembangan penyakit pernapasan yang lebih parah, obat tersebut menurunkan kebutuhan penggunaan oksigen, mengurangi beban sumber daya rumah sakit di tengah pandemi," jelas Beigel.
Seperti yang disebutkan dalam temuan awal, penulis studi menganjurkan kombinasi pendekatan terapeutik untuk meningkatkan hasil pada pasien Covid-19.