Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Eli Lilly and Company menghentikan sementara uji klinis ACTIV-3 untuk pengobatan antibodi virus Corona (Covid-19) karena masalah keamanan.
Sebelumnya diberitakan, Johnson & Johnson (J&J) juga menghentikan sementara uji klinis pengobatan Covid-19 dikarenakan satu relawan jatuh sakit.
Mengutip dari laman resmi Lilly.com, dewan pemantau keamanan data independen (DSMB) merekomendasikan untuk menghentikan sementara ACTIV-3 yang disponsori National Institutes of Health (NIH) pada pasien rawat inap yang menguji bamlanivimab dalam kombinasi remdesivir.
Sementara itu, Lilly dan pimpinan NIH tidak mengetahui hasil persidangan yang ditinjau oleh DSMB. Meski begitu, Lilly percaya keputusan yang ditetapkan DSMB adalah karena faktor keamanan dari pengobatan Covid-19.
“Lilly mempercayai penilaian DSMB dan mendukung keputusannya untuk berhati-hati dalam memastikan keamanan pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini,” tulis Lilly seperti dikutip Bisnis, Kamis (15/10/2020).
Uji klinis ACTIV-3 ini merupakan satu-satunya studi yang mengevaluasi keefektifan antibodi penetral Lilly pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan stadium lanjut. Dosis bamlanivimab yang diselidiki dalam percobaan ini adalah 7.000 miligram.
Penghentian sementara ACTIV-3 tidak mempengaruhi uji klinis lainnya yang sedang dikembangkan Lilly. Saat ini, bamlanivimab juga sedang diuji dalam studi ACTIV-2 pada pasien Covid-19 kategori ringan hingga sedang.
“Populasi di mana Lilly memiliki data khasiat untuk menetralkan antibodi yang berada dalam penyakit Covid-19 ringan hingga sedang juga baru-baru ini didiagnosis pada pasien yang beresiko tinggi,” tulisnya.
Disebutkan juga Lilly memiliki database keamanan besar yang mencakup lebih dari 480 pasien yang diobati dengan obat dalam dosis yang luas dan telah melaporkan manfaat potensial dalam uji klinis saat ini.