Grup musik asal Korea Selatan Blackpink dalam acara Samsung A Galaxy Event di Bangkok, Thailand pada Rabu (11/4/2019)./Bisnis-Ropesta Sitorus
Entertainment

Video Blackpink Dicabut Karena Pegang Panda

Newswire
Selasa, 10 November 2020 - 16:57
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah episode acara realitas yang menampilkan grup K-pop Blackpink yang memegang bayi panda dicabut karena ada tuduhan dari China bahwa grup tersebut memperlakukan harta nasional dengan cara yang salah.

Blackpink yang sedang memegang bayi panda telah menimbulkan perselisihan terbaru antara hiburan Korea Selatan dan China.

Bulan lalu, grup BTS juga dikritik keras di China karena pemimpinnya menyampaikan pernyataan tentang Perang Korea, dan beberapa produk terkait BTS dihapus dari situs-situs China.

Fu Bao, panda pertama yang lahir di Korea Selatan untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada publik pekan lalu. Orangtua Fu Bao tiba pada 2016, didatangkan dari provinsi Sichuan, China, rumah dari panda raksasa, bagian dari "diplomasi panda" China.

Blackpink memasukkan cuplikan video dimana anggotanya memegang bayi panda di YouTube awal bulan ini.

Sebagian media lokal China dan warganet protes karena BLACKPINK menyentuh Fu Bao dengan tangan kosong dan memakai riasan tebal. Mereka mengatakan itu dapat mengancam kesehatan bayi panda. Komentar itu memicu kehebohan di Weibo, aplikasi semacam Twitter versi China.

Hingga Selasa, dikutip dari Antara, ada jutaan penayangan dan 55.000 unggahan dengan tagar "Cara Blackpink memegang bayi panda salah" di Weibo.

Episode lengkapnya rencananya akan ditayangkan pada 7 November, tetapi akhirnya ditunda.

"Saat BLACKPINK bertemu bayi panda, semua anggota mengenakan sarung tangan, masker dan pakaian pelindung... Tangan dan sepatu mereka didisinfeksi di setiap transisi," kata agensi dalam pernyataan.

Tagar "BLACKPINK" dan "Panda" jadi trending di Twitter Korea Selatan pada akhir pekan lalu. Sebagian netizen Negeri Ginseng membalas kritikan itu, mendesak Korea Selatan "mengembalikan panda" atau mengatakan "panda bukan milik kami dan lagipula terlalu mahal biaya membesarkan mereka."

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro