Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan utama Johnson & Johnson mengatakan bahwa perusahaan mengharapkan semua data yang diperlukan untuk mengajukan otorisasi penggunaan vaksin virus corona bisa rampung pada Februari tahun depan.
Paul Stoffels, kepala petugas ilmiah Johnson & Johnson mengatakan bahwa perusahaan tersebut mengharapkan 60.000 orang terdaftar dalam uji coba tahap akhir, yang dinamai Ensemble, pada akhir tahun ini.
“Dan titik akhir kemanjuran harus ada dalam beberapa minggu atau bulan pertama, Januari atau Februari tahun depan,” katanya seperti dikutip Fox News, Kamis (19/11).
Johnson & Johnson berada di belakang pesaing mereka yakni Moderna dan Pfizer, yang telah lebih dahulu mengumumkan hasil penelitian dan akan mengajukan otorisasi penggunaan vaksin covid-19 darurat dalam waktu dekat.
Namun demikian, vaksin yang dikembangkan baik oleh Moderna maupun Pfizer dibuat dengan model pemberian dua dosis. Sementara vaksin JNJ-78436735 yang dikembangkan Johnson & Johnson hanya membutuhkan satu suntikan.
“Dalam pandemi, satu tembakan jelas penting secara global. Vaksin dua suntikan adalah tantangan operasional yang sangat signifikan. Terlebih lagi dalam sistem perawatan kesehatan yang kurang terorganisir dengan baik,” kata Stoffels.
Akan tetapi, vaksin perusahaan itu juga memiliki hambatan sendiri, termasuk jeda uji coba fase 3 yang diluncurkan pada akhir September karena sebuah peristiwa medis serius yang dialami oleh salah satu pesertanya.
Perusahaan melanjutkan uji coba pada bulan Oktober setelah tinjauan keamanan independen rampung dilakukan. Pembaruan mengatakan perusahaan tidak memiliki bukti bahwa vaksin mereka telah menyebabkan peristiwa tersebut.
Dalam siaran pers yang diposting akhir pekan lalu, Johnson & Johnson mengumumkan bahwa mereka akan mulai menguji rejimen dua dosis dalam uji coba Ensemble 2 yang membutuhkan sekitar 30.000 peserta dan dijalankan secara paralel dengan Ensemble.
Pada awal pekan ini, Alex Gorsky selaku CEO perusahaan mengatakan sebelum akhirnya vaksin dan pengobatan dapat didistribusikan secara luas, masyarakat perlu melakukan langkah-langkah kesehatan untuk mengendalikan penyebaran virus corona.