Bisnis.com, JAKARTA – Dalam dunia kerja, ternyata terdapat kesenjangan kompetensi yang paling banyak dikeluhkan oleh pemberi kerja yaitu kurangnya kemampuan soft skill para pelamar kerja meskipun mereka merupakan lulusan dari universitas ternama.
Praktisi Pendidikan, Rini Amidjono, menemukan bahwa dalam recruitment ada hal-hal yang diperlukan perusahaan dan terkadang tidak ditemukan oleh pelamar kerja yaitu Soft Skill seperti kemampuan berkomunikas, manajemen waktu, konsep memecahkan masalah, kerjasama tim hingga pengelolaan keuangan.
Namun, dalam pendidikan vokasi, justru kemampuan soft skill ini lebih diasah dan disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. “Kesenjangan atau gap terkait soft skill ini ternyata dapat dipenuhi oleh para lulusan vokasi,” ujarnya, dalam Vokatalks, Kamis (26/11/2020).
Danang Girindrawardana Direktur Eksekutif APINDO menambahkan bahwa banyak mahasiswa vokasi yang terserap dalam dunia usaha dan dunia industri karena lebih siap bekerja. Hal ini seiring dengan kurikulum vokasi yang 50 persen diantaranya merupakan pembelajaran dan praktek sehingga mereka benar-benar disiapkan untuk dunia kerja.
“Banyak lulusan vokasi yang saat ini sudah memiliki technicall skill yaitu pembelajaran dan praktek dunia kerja juga soft skill yang meliputi sikap mental,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pendidikan vokasi dengan para pelaku bisnis.
“Kemitraan strategis antara dunia industri dan dunia kerja untuk mewujudkan link & match merupakan suatu keniscayaan yang harus kita lakukan guna menyiapkan sumber daya manusia yang siap menyongsong masa depan,” ujarnya.