Sel virus corona
Health

Strain Baru Virus Corona di Inggris Muncul di Australia, Denmark dan Belanda

Mia Chitra Dinisari
Senin, 21 Desember 2020 - 13:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah New South Wales Australia mendeteksi adanya virus corona varian baru yang diimpor dari Inggris.

Virus strain baru itu, dibawa oleh pelancong yang baru saja traveling dari negara tersebut. 

"Kami memiliki beberapa pelancong Inggris yang kembali dengan mutasi tertentu yang Anda maksud. Tapi saya jelaskan bahwa strain cluster Avalon tidak memiliki mutasi tersebut." ujar Chief Health Officer NSW Kerry Chant dikutip dari abc.net. 

Seperti diketahui, mutasi virus korona telah menyebar dengan cepat di tenggara Inggris, menyebabkan beberapa negara Eropa melarang pelancong dari Inggris. Varian baru SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, diperkirakan mendorong peningkatan penularan penyakit di beberapa bagian Inggris.

Meski demikian, Chant mengatakan strain COVID-19 Inggris berbeda dari cluster Avalon yang kini muncul di Australia, meskipun dia mengakui ada pelancong yang membawa strain Inggris itu ke Australia.

Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian mengatakan strain yang terdeteksi di pantai utara itu "mirip" dengan yang ditemukan pada seorang pelancong yang kembali yang datang dari Amerika Serikat.

Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kepada BBC semalam bahwa satu kasus virus yang bermutasi telah terdeteksi di Australia.

Ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove mengatakan itu juga telah terdeteksi di Belanda dan Denmark.

"Kami memahami bahwa varian ini telah diidentifikasi juga di Denmark, di Belanda dan di Australia ada satu kasus di Australia dan tidak menyebar lebih jauh di sana," katanya.

Virus yang sangat menular telah memicu lockdown yang lebih ketat di London dan tenggara Inggris selama Natal, yang berdampak pada 16 juta orang.

Pejabat Inggris mengatakan varian baru virus itu bisa mencapai 70 persen lebih mudah menular daripada aslinya. Chief Medical Officer Commonwealth Paul Kelly mengatakan "tidak ada bukti pasti" dari "perubahan signifikan" pada virus tersebut.

“Cara saya memandang ini, seperti setiap penyakit menular, ada tiga hal yang terjadi. Lingkungan, inang, manusia, dan agen penular. Agen penular telah berubah sedikit, [ada] banyak orang yang berpindah-pindah di tenggara Inggris dan [mereka] telah sampai penutupan baru-baru ini," ujarnya. 

"Ini juga musim dingin, jadi ketiga elemen itu penting untuk dipertimbangkan. Dalam kaitannya dengan apa artinya bagi orang-orang yang datang dari Inggris, semua orang yang datang dari Inggris akan menjalani 14 hari karantina hotel." tambahnya. 

Saat ini, Inggris memiliki lebih dari 2 juta kasus dan 67.500 kematian, menurut peta data Universitas Johns Hopkins.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro