Bisnis.com, JAKARTA - Amuba pemakan otak menyebar dengan cepat di Negeri Paman Sam. Pertama kali dilacak di Amerika Serikat bagian selatan, kini kasus amuba pemakan otak merambah ke Amerika Serikat bagian utara, karena perubahan iklim.
Melansir Express UK, Kamis (24/12/2020), amuba yang disebut naegleria fowleri adalah amuba sel tunggal, biasanya ditemukan di air tawar seperti sungai, kolam dan danau. Namun menurut para ilmuan, perubahan iklim telah membantu amuba menyebar ke bagian lain AS, dan tidak menutup kemungkinan menyebar ke negara lain di seluruh dunia karena mereka memiliki kemampuan untuk berkembang dalam suhu hangat hingga 113 derajat Fahrenheit.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), memang hanya 34 kasus yang terdeteksi sejauh ini. Namun, karena dapat dengan mudah ditularkan melalui air, dengan berenang dan menyelam di perairan dalam, bisa saja kasus bertambah.
Amuba pemakan otak menyebabkan infeksi meningoencephalitis ameba primer, yang bisa berakibat fatal. Dia berpotensi menyebabkan kerusakan parah pada bagian vital tubuh, menyebabkan peradangan yang cepat, pembengkakan di otak, dan komplikasi yang jauh lebih mematikan.
Menurut laporan, gejala mulai muncul dalam 24 jam setelah menginfeksi tubuh, dengan salah satu tanda peringatan dini yang paling sering dilaporkan adalah sakit kepala. Amuba pemakan otak terbukti mematikan begitu mulai menyerang otak. Menurut laporan, kuman bisa masuk ke otak melalui hidung, dan yang menarik adalah tidak menyebabkan infeksi jika menyebar melalui mulut.
Gejala-gejalanya juga mirip dengan meningitis, yang membuat dokter khawatir banyak pasien dapat salah didiagnosis, atau tidak mengetahui gejala-gejalanya sejak awal. Karena ini adalah infeksi yang terkait dengan infeksi otak dan penurunan kognitif yang cepat, beberapa gejala yang terkait dengan penyakit ini meliputi mual, demam tinggi, muntah, pusing, kejang, delirium, kondisi mental yang berubah, sakit kepala dan leher kaku, hingga halusinasi.
Dalam kasus yang parah, amuba ini juga dapat menyebabkan kegagalan banyak organ, kebingungan, koma. Beberapa juga melaporkan menderita kelemahan, kejang otot, dan kehilangan kemampuan bicara.
Meskipun tidak ada cara yang dapat dipercaya untuk mencegah penyebaran infeksi saat ini, para ahli memperingatkan orang-orang untuk tidak melakukan aktivitas berisiko seperti berenang, menyelam, membersihkan dan mendisinfeksi permukaan, serta waspada terhadap gejala sejak dini.
Pada Juli lalu, beberapa penduduk di titik pusat penyebaran dan daerah berisiko tinggi diminta untuk memakai penjepit hidung, atau menghindari kontak hidung sama sekali, karena amuba dapat berpindah ke otak dari hidung.
Sementara itu, meskipun ada beberapa obat perawatan anti-amuba yang tersedia, rencana perawatan juga sangat bergantung pada gejala dan tingkat keparahan infeksi. Dalam kasus peradangan otak yang ekstrim, fungsi vital dapat terpengaruh dan membuat obat tidak efektif.