Anak yang  tidak mendapatka kebutuhan gizi dari orang tua, akan mengalami gizi buruk./FoodNavigator
Health

Awas Hidden Hunger, Penuhi Zat Gizi Mikro Untuk Anak

Desyinta Nuraini
Senin, 25 Januari 2021 - 18:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kekurangan gizi masih menjadi masalah serius di Indonesia. Hal ini karena kurangnya pemahaman masyarakat, terutama ibu terhadap kecukupan gizi anak-anaknya.

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University Profesor Dodik Briawan mengatakan Indonesia masih memiliki beban hidden hunger yang besar. Hidden hunger atau kelaparan tersembunyi merupakan kondisi yang timbul akibat kekurangan zat gizi mikro seperti iodium, zat besi, vitamin A dan zink. Hal ini telah menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berkepanjangan.

Contohnya, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 memperlihatkan 48,9 perse ibu hamil menderita anemia, dan Riskesdas 2013 melaporkan bahwa 14,9 persn anak usia sekolah berisiko kekurangan iodium.

Masyarakat seringkali masih abai akan masalah ini, karena meskipun makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, penderitanya tidak merasa kelaparan karena asupan gizi makronya sudah terpenuhi.

"Jika tidak segera mendapatkan perhatian, akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang baik secara fisik maupun psikis," ujarnya dalam diskusi online Royco, Senin (25/1/2021).

Asupan zat gizi mikro sejatinya dapat dipenuhi dengan memastikan sajian makanan beragam di rumah sejak dini Namun, langkah krusial ini masih belum dilakukan banyak orang tua.

Dokter Spesialis Gizi Klinik Diana F. Suganda, mengatakan orang tua perlu memperkaya pengetahuan dan kreativitas dalam memenuhi nutrisi seluruh keluarga dengan menyertakan bahan-bahan bergizi di setiap masakan, termasuk garam beriodium.

Sayangnya, pengetahuan sebagian masyarakat mengenai manfaat dari iodium masih terbatas pada upaya pencegahan penyakit gondok. Padahal, dampak dari kekurangan iodium jauh lebih luas dan dapat terjadi pada semua usia.

Diana mengungkap kekurangan iodium dapat mengakibatkan perkembangan otak terganggu. Diperkirakan, 20 juta orang Indonesia menderita gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) yang mengakibatkan hilangnya IQ setara 140 juta point.

"Maka itu, pemenuhan kebutuhan iodium harus diperhatikan dari hulu ke hilir, sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau di dalam kandungan, hingga ke tahapan usia selanjutnya," tutur Diana.

Memahami kebutuhan ini, Director of Foods & Refreshment PT Unilever Indonesia Tbk, Hernie Raharja mengatakan Royco berinovasi melalui rangkaian produknya, terutama Royco Kaldu Ayam dan Sapi yang kini berkomitmen menggunakan garam beriodium.

Dibuat dengan daging sapi dan ayam berkualitas yang direbus lama, produk ini tanpa menggunakan bahan pengawet untuk semakin menyempurnakan kandungan nutrisi dari tiap hidangan rumah.

Dengan harga yang tetap sama, kandungan iodium dalam Royco baru katanya sangat baik untuk anak karena dapat membantu membentuk hormon pertumbuhan sehingga perkembangan kecerdasan, fisik dan mental mereka menjadi lebih optimal, tanpa mempengaruhi cita rasa masakan khas Royco.

"Bersama-sama, kita lawan hidden hunger untuk masa depan yang lebih baik," tutup Hernie.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro