Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, (4/3/2021). /ANTARA
Fashion

Produk Lokal Jadi Gaya Hidup, Banyak Syarat!

Fatkhul Maskur
Jumat, 5 Maret 2021 - 19:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dulu, gaya hidup dengan produk bermerek impor menjadi gengsi tersendiri. Kini, seiring dengan perputaran roda zaman telah berubah, merek lokal semestinya semakin memiliki tempat. Banyak faktor yang menjadi syaratnya.

Selain dari sisi harga yang lebih miring, kualitas produk lokal pun tak kalah. Harus diakui, seiring dengan penguasaan teknologi produksi, tidak sedikit ragam barang yang dibuat untuk memenuhi pasar dunia.

Pada saat yang sama, pertumbuhan entreprenuer turut meningkatkan daya pasok barang ke pasar. Kreatifitas dan inovasi tidak hanya melahirkan keragaman produk, tetapi juga pada aspek pemasarannya. Terlebih ditunjang faktor teknologi digital.

Di samping itu, pemerintah dan dunia usaha kompak menggencarkan mengampanyekan penggunaan produk dalam negeri. Bahkan, pemerintah memberikan insentif bagi penggunaan produk dalam negeri, baik melalui kebijakan fiskal maupun nonfiskal.

Dalam situasi pandemi yang telah melemahkan perekonomian nasional, gaya hidup dengan produk dalam negeri semakin dibutuhkan demi mengakserasi perputaran roda ekonomi. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut bahwa membeli produk buatan dalam negeri merupakan tindakan patriotisme.

"Kita mulai dari cinta produksi Indonesia, bangga buatan Indonesia, beli buatan Indonesia. Jadi, patriotisme modern itu ya dengan membeli produk Indonesia," ujar Menperin kepada Antara di Jakarta, Jumat (5/3/2021).

Menperin menyampaikan industri nasional telah mampu memproduksi berbagai barang yang dibutuhkan masyarakat, mulai dari sepeda, mobil, motor, hingga produk farmasi. Selain itu, produk-produk petrokimia yang dihasilkan industri dalam negeri juga mampu bersaing di kancah global.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa produk buatan anak bangsa patut diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di negeri sendiri. "Jadi, beri kesempatan untuk industri dalam negeri tumbuh dengan catatan sederhana saja, membeli produk dalam negeri itu merupakan sebuah tindakan patriot," ujar Menperin.

Hal yang disampaikan Menperin tersebut sejalan dengan program yang digaungkan Presiden Joko Widodo yakni Bangga Buatan Indonesia. Bangga Buatan Indonesia merupakan gerakan nasional berbentuk gotong royong untuk menggeliatkan penggunaan produk lokal.

Melalui program tersebut, pelaku usaha baik kecil, mikro, menengah, maupun besar, bersama pemerintah, dan seluruh masyarakat Indonesia diharapkan terlibat dalam program tersebut, sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta berbagai pihak khususnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar memiliki kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional Indonesia, misalnya melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

"Misalnya, dengan mendukung Program Bangga Buatan Indonesia. Pusat perbelanjaan, mal di Jakarta sampai ke daerah, harus didorong untuk memberikan ruang bagi produk-produk Indonesia, khususnya UMKM," kata Presiden Jokowi saat memberikan sejumlah arahan saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional Kemendag Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Presiden Jokowi berpesan agar jangan sampai ruang depan, lokasi-lokasi strategis justru diisi oleh merek dari luar negeri. Menurut Presiden Jokowi, hal ini harus mulai digeser dimana UMKM digeser ke tempat yang lebih strategis. “Lokasi yang baik berikan ruang untuk brand lokal,” ujar Presiden Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, penjenamaan (branding) harus melekat agar masyarakat lebih mencintai produk Indonesia dibandingkan produk luar negeri. Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi meminta agar perdagangan digital dikelola dengan baik.

Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 270 juta jiwa sudah seharusnya menjadi konsumen paling loyal untuk produk-produk dalam negeri. "Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan," kata Presiden Jokowi.

CINTA vs BENCI

Bahkan, Presiden mengatakan boleh saja menyampaikan kecintaan terhadap produk Indonesia dan ketidaksukaan pada produk asing.

"Kemarin, saya sampaikan untuk cinta produk Indonesia, untuk bangga terhadap produk Indonesia, dan boleh saja kita bilang tidak suka pada produk asing, masa kita tidak boleh bilang tidak suka, kan boleh saja tidak suka pada produk asing," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tahun 2021.

Kecintaan terhadap produk dalam negeri dan kebencian terhadap produk asing juga Presiden nyatakan dalam Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 pada Kamis (4/3/2021).

"Begitu saja ramai, saya ngomong benci produk asing, begitu saja ramai. Boleh kan tidak suka produk asing," tambah Presiden.

Namun, untuk dapat mencintai produk dalam negeri, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi produsen dalam negeri. "Untuk menuju loyalitas konsumen kita pada produk-produk dalam negeri memang ada syarat-syaratnya. Kalau harga kompetitif, kalau kualitasnya baik," ungkap Presiden.

Selain itu, produsen dalam negeri juga diminta untuk terus memperbaiki kualitas, kemasan, dan desain yang mengikuti tren yang sedang berkembang.

"Saya juga selalu menyampaikan ke kementerian dan lembaga, kepada semua BUMN untuk memperbesar TKDN [tingkat kandungan dalam negeri], komponen dalam negeri ini harus terus ditingkatkan, jangan sampai proyek-proyek pemerintah dan BUMN masih memakai barang-barang impor," tambah Presiden.

Bila proyek-proyek kementerian dan lembaga ditambah BUMN dapat maksimal menggunakan produk dalam negeri, maka menurut Presiden, otomatis akan menaikkan permintaan dalam negeri.

"Permintaan produk dalam negeri akan meningkat gede banget. Pipa kita sudah produksi banyak, tapi masih impor untuk apa? Padahal, dipakai untuk proyek-proyek pemerintah, proyek BUMN, kalau saya ngomong itu, gak boleh loh, gak boleh," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi pun menegaskan agar kecintaan terhadap produk dalam negeri itu harus dimulai dari pemerintah dan BUMN.

"Sekali lagi saya tegaskan kita ini menganut keterbukaan ekonomi, tidak ada yang kita tutup-tutupi. Kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionsime karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme justru merugikan, tapi kita jangan jadi korban unfair practices dari perdagangan dunia," jelas Presiden.

Presiden Jokowi pun meminta kader Hipmi untuk memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri yang berjumlah 270 juta penduduk dengan tingkat daya beli yang sangat besar untuk mendongkrak perekonomian Indonesia.

"Pasar domestik Indonesia sangat besar, 270 juta penduduk. Ini adalah sebuah pasar domestik yang besar. Indeks konsumsi konsumen kita juga terus meningkat 84,9 persen pada Januari 2021, setelah sebelumnya turun 79 persen di Oktober 2020," kata Presiden.

Sedangkan, data yang dimiliki Presiden Jokowi menunjukkan konsumsi rumah tangga Indonesia menunjukkan sinyal positif, meski masih -3,6 persen pada kuartal IV 2020 setelah sempat anjlok 5,5 pada kuartal II 2020.

"Produk domestik bruto (PDB) Indonesia di tahun 2020 masuk 15 besar PDB dunia dan banyak lembaga dunia yang memprediksi Indonesia akan menempati posisi 5 besar dengan PDB terkuat di dunia dan pada 2021, (pertumbuhan) PDB kita diprediksi sampai ke angka 4,5-5,5 persen artinya pertumbuhan Indonesia pada 2021 ini ditargetkan kurang lebih 5 persen," ungkap Presiden.

Dengan target tersebut, dalam setahun Indonesia harus membalikkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari -2,19 pada 2020 menjadi 5 persen pada 2021.

MEREK PRIMADONA

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjanjikan merek-merek lokal akan menjadi primadona di berbagai pusat perbelanjaan di Indonesia, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Merek-merek Indonesia akan menjadi primadona di mal-mal di Indonesia, kita akan atur aturannya, supaya orang Indonesia bangga membeli produk-produk Indonesia dan turut mengembangkan produk lokal," kata Mendag Lutfi saat menggelar konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Upaya tersebut sejalan dengan program pengembangan produk nasional melalui Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas Presiden Jokowi, sehingga produk-produk buatan anak bangsa dapat dibanggakan dan dibeli oleh masyarakat Indonesia.

Mendag Lutfi memaparkan selama ini pemerintah lebih fokus untuk mengembangkan sisi suplai perdagangan. Untuk itu, lanjut Mendag Lutfi, saatnya menggerakkan sisi permintaan, di mana Indonesia memiliki jumlah penduduk 270 juta jiwa yang sangat potensial.

"Konsumen Indonesia yang 270 juta jiwa itu adalah penting dan bisa memberikan nilai tambah, bargaining position terhadap negara lain, dan memajukan produk-produk buatan Indonesia," ujar Mendag Lutfi.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat menjadi konsumen loyal bagi produk-produk yang diproduksi oleh sebangsanya, sehingga pelaku usaha baik industriawan hingga selaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Dan, terpenting adalah produk dan merek lokal menjadi gaya hidup. Tidak hanya konsumen lapis bawah, tetapi juga mereka yang mengaku masih memiliki patriotisme. Tentu saja para pejabat harus memberi teladan. Bukan omdo!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro