Bisnis.com, JAKARTA - Lansia dikatakan berisiko tinggi terinfeksi Covid-19. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhinya.
Menurut studi klinis yang dilakukan ilmuan di Statens Serum Institut, Kopenhagen, Denmark, mereka yang berusia di atas 65 tahun memiliki tingkat perlindungan yang rendah terhadap Covid-19 yaitu 47,1 persen. Hal ini membuat mereka lebih rentan terinfeksi ulang.
Sementara kekebalan dikatakan berkurang seiring waktu, lansia juga dikatakan menderita gangguan kerja sel kekebalan yakni sel-T dan respons pencegahan, yang dapat membuat beberapa diantaranya rentan terhadap gejala Covid-19 yang buruk.
Melansir Times of India, Kamis (1/4/2021), temuan yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) juga mengamati bahwa risiko komorbiditas yang parah juga dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi kembali oleh virus.
Lebih khusus lagi, kondisi seperti diabetes, obesitas, dan gangguan pernapasan kronis dapat membuat lansia dengan kekebalan yang lemah, lebih rentan terhadap bahaya infeksi ulang Covid-19.
Kondisi seperti diabetes dan obesitas meningkatkan peradangan dalam tubuh yang dapat menghalangi sistem kekebalan untuk meningkatkan respons antibodi yang tepat.
Pasien diabetes, khususnya, memiliki respons imun yang berkurang lebih cepat, yang berarti mereka menghadapi risiko tertinggi untuk reinfeksi.
Meskipun lansia menghadapi kemungkinan risiko tertinggi untuk reinfeksi, memprioritaskan upaya vaksinasi untuk mereka yang berusia di atas 55 tahun menjadi satu-satunya cara untuk melindungi mereka dari keparahan dan komplikasi.
Kekebalan buatan yang digerakkan oleh vaksin juga dapat memperkuat tanggapan kekebalan alami bagi mereka yang telah terinfeksi kembali dan membantu mendorong respon yang lebih kuat terhadap patogen yang mematikan.
Dari apa yang diyakini saat ini, mereka yang memiliki riwayat Covid-19 mungkin hanya memerlukan satu dosis vaksin yang selanjutnya akan membantu mempercepat vaksinasi.