Bisnis.com, JAKARTA - Para ilmuan dari McMaster University, Canada membuat temuan besar. Mereka mengidentifikasi penyebab penyakit Crohn.
Penyakit Crohn atau Crohn's Disease merupakan salah satu penyakit radang usus dalam kondisi jangka panjang.
Peradangan bisa terjadi pada seluruh lapisan dinding sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga ke anus. Tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada bagian akhir usus kecil (ileum) atau usus besar. Kondisi ini bisa terasa menyakitkan, membuat tubuh merasa lemah, dan terkadang bisa menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal.
Investigator McMaster Brian Coombes mengatakan timnya mengidentifikasi strain e-coli yang invasif (aiec) yang sangat terlibat dalam kondisi ini dan sering ditemukan di usus orang dengan penyakit Crohn.
Profesor dari Departemen Biokimia dan Ilmu Biomedis McMaster University itu mengatakan jika memeriksa lapisan dinding sistem pencernaan pasien dengan penyakit Crohn, Anda akan menemukan bahwa sekitar 70 hingga 80 persen dari mereka positif bakteri AEC.
"Tetapi salah satu hal yang tidak kita mengerti adalah mengapa. Kami percaya bahwa AIC adalah potensi pemicu penyakit Crohn," tegasnya dilansir dari Medical Xpress, Kamis (1/4/2021).
Coombes menuturkan dalam penelitian yang telah diterbitkan di jurnal NAture itu, pihaknya memeriksa setiap gen dalam strain tertentu dari aiec dan menguji bagaimana mutan itu tumbuh pada tikus. Para peneliti kemudian dapat menunjukkan dengan tepat gen mana yang memungkinkan bakteri untuk dengan bebas menjajah linen usus dengan penyakit Crohn.
Dia menjelaskan bakteri AEC tumbuh dalam biofilm yang melapisi sel-sel yang melapisi dinding usus, melindungi mereka dari sistem kekebalan tubuh, dan antibiotik. Dalam penelitian ini, tim mengidentifikasi struktur protein kritis pada permukaan bakteri yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dalam biofilm.
Coombes mengatakan penyakit Crohn disebabkan oleh ketidakmampuan sistem kekebalan tubuh untuk mematikan respons inflamasi terhadap bakteri usus. Gejalanya meliputi diare parah, kelelahan, penurunan berat badan dan kekurangan gizi.
Kata dia perawatan saat ini fokus pada pelonggaran peradangan, tetapi jangan mengatasi akar penyebab kondisi tersebut.
"Terapi baru sedang dalam perjalana, kami selangkah lebih dekat untuk mencari tahu bagaimana bakteri terkait penyakit Crohn ini hidup di usus dan ketika kita melakukan itu, kita dapat mengembangkan perawatan baru," sebut Coombes.