Bisnis.com, JAKARTA - Gejala virus corona kerap kali mirip dengan gejala flu. Bahkan tak sedikit orang menyadari dirinya terinfeksi Covid-19 namun menganggapnya hanya flu biasa.
Apakah Anda mengalami pilek atau flu yang sangat parah baru-baru ini atau batuk yang tidak mau berhenti? Mungkin saja Anda tengah terinfeksi Covid-19.
Melansir Express UK, Rabu (7/4/2021), ada delapan gejala yang menunjukkan Anda terinfeksi Covid-19 tanpa disadari. Gejala tersebut di antaranya mata merah, batuk yang terdengar berbeda, kabut otak, tubuh panas saat disentuh, sesak nafas, kehilangan bau atau rasa secara tiba-tiba, sakit perut, dan kelelahan.
Jika seseorang tertular Covid-19 dan kemudian melawan virusnya tanpa disadari dan kemudian sembuh, banyak ilmuwan menilai mereka akan kebal terhadap infeksi ulang.
Seperti virus corona lainnya, antibodi berkembang untuk membantu tubuh mengalahkan penyakit, dan tubuh mengembangkan kekebalan jangka pendek karena antibodi tersebut tetap ada setelah Covid-19 menghilang.
Health Harvard menuliskan bahwa ketika seseorang terkena infeksi virus atau bakteri, sistem kekebalan yang sehat membuat antibodi terhadap satu atau lebih komponen virus atau bakteri tersebut.
“Covid-19 mengandung asam ribonukleat (RNA) yang dikelilingi oleh lapisan pelindung, yang memiliki protein lonjakan di permukaan luar yang dapat menempel pada sel manusia tertentu," tulis situs kesehatan itu.
Begitu berada di dalam sel, RNA virus mulai mereplikasi dan juga mengaktifkan produksi protein, yang keduanya memungkinkan virus menginfeksi lebih banyak sel dan menyebar ke seluruh tubuh, terutama ke paru-paru.
“Sementara sistem kekebalan berpotensi merespons berbagai bagian virus, protein lonjakanlah yang paling mendapat perhatian. Sel kekebalan mengenali protein lonjakan sebagai zat asing dan mulai memproduksi antibodi sebagai tanggapan," begitu bunyi penjelasan Health Harvard.
Spesialis Penyakit Menular dan Profesor di Vanderbilt University School of Medicine William Schaffner mengatakan, meskipun tes antibodi memberitahu seseorang jika mereka terjangkit Covid-19, keakuratannya tidak diketahui secara pasti. “Tes antibodi semakin baik, tetapi ada banyak tes antibodi di luar sana yang masih tidak dapat diandalkan,” sebutnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga memperingatkan bahwa tes antibodi tidak 100 persen akurat dan beberapa hasil positif palsu atau hasil negatif palsu mungkin terjadi.