Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas belanja daring saat bulan suci Ramadan 2021 di Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan Ramadhan di tahun sebelumnya.
Perusahaan riset konsumen berbasis neurosains dan kecerdasan artifisial NeuroSensum melalui laporan terbarunya menyebut pasar daring atau markerplace menjadi salah satu tujuan konsumen untuk berbelanja kebutuhan mendukung aktivitas selama Puasa.
"Berkaca pada Ramadhan 2020 silam yang juga terimbas pandemi, aktivitas dagang-el menjelang Bulan Puasa 2021 kurang lebih sama," tulis Neurosensum dalam laporannya dikutip Kamis (8/4/2021).
Oleh karena itu, pelaku usaha diminta untuk mempersiapkan stok yang lebih banyak dan tenaga kerja untuk menghadapi pesanan yang seringkali membludak. Kemudian untuk platform marketplace, sebagai upaya menaikkan pesanan tentunya perlu didukung promosi seperti gratis ongkos kirim.
Menurut NeuroSensum, setidaknya cara ini terbukti secara efektif meningkatkan order atau volume penjualan usaha dari para pelaku UMKM.
Dengan meningkatnya volume penjualan, hal tersebut diharapkan memberi kontribusi positif terhadap perputaran roda ekonomi Indonesia.
Hasil Neurosensum Ramadhan Survey 2021 juga menyebutkan sinyal peningkatan pembelian yang dilakukan oleh konsumen menjelang Ramadhan. Aktivitas belanja daring pada masa Ramadhan 2021 akan meningkat menjadi 37 persen dari tahun sebelumnya sebesar 33 persen.
Sebanyak 48 persen memilih belanja kebutuhan sehari-hari secara daring saat Ramadan 2021, sementara 33 persen konsumen membeli barang-barang selain barang kebutuhan sehari-hari.
Angka tersebut dipengaruhi oleh kecemasan konsumen untuk berbelanja secara langsung dan memilih untuk tetap di rumah karena pandemi yang belum mereda.
Lebih lanjut, kanal belanja daring kini menjadi cukup penting bagi keseharian konsumen.
Neurosensum Annual Ramadan Spending Tracker 2021 menyebutkan sebanyak 82 persen konsumen berupaya menemukan barang yang mereka cari, 80 persen melakukan riset produk, 69 persen mencari diskon, dan 66 persen melakukan pembelian produk.
Artinya, para pelaku UMKM yang berjualan di online marketplace memiliki peluang dan optimisme cukup tinggi untuk memasarkan produk-produknya ke konsumen.
"Marketplace memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di Indonesia. Dengan memanfaatkan fitur dan layanan yang disediakan oleh online marketplace, UMKM dapat terus tumbuh dengan lebih baik lagi," kata NeuroSensum.