Bisnis.com, JAKARTA - Obat malaria hydroxychloroquine oral dan semprotan tenggorokan berbahan iodin povidon diklaim efektif dalam mengurangi penyebaran Covid-19 di tempat-tempat berisiko tinggi seperti asrama, penjara, dan kapal pesiar.
Melansir South China Morning Post pada Senin (26/4/2021), klaim tersebut merujuk pada hasil penelitian ilmuwan Singapore National Health System University (NUHS) terhadap 3.000 pekerja migran yang tinggal di asrama Tuas South Dormitory pada Mei 2020. Penelitian ini sudah dipublikasikan di International Journal of Infectious Diseases pada 14 April 2021.
Peneliti utama riset ini Raymond Seet mengatakan pihaknya telah menemukan manfaat dari hydroxychloroquine oral dan semprot tenggorokan iodin-povidon dalam melawan infeksi Covid-19. Keduanya merupakan produk yang mudah didapatkan dan aman untuk digunakan.
Hydroxychloroquine oral merupakan obat resep yang selama ini digunakan untuk mengobati malaria dan radang sendi. Adapun, sementara semprotan tenggorokan iodin-povidon adalah obat bebas yang dapat meredakan gejala sakit tenggorokan.
Iodin-povidon juga digunakan untuk mengobati luka dan dijadikan bahan dasar obat kumur antiseptik.
"Keduanya dapat menjadi strategi pencegahan yang layak bagi individu yang tinggal di lingkungan tertutup dan terpapar tinggi, khususnya mereka yang tinggal di daerah atau negara di mana vaksinasi Covid-19 belum tersedia atau tersebar luas," ujar Raymond Seet.
Dalam penelitian Raymond Seet dan tim melakukan pengujian hydroxychloroquine oral dan semprot tenggorokan iodin povidon dengan vitamin C. Hasilnya, ada pengurangan risiko absolut 20 persen lebih bagi yang menggunakan hydroxychloroquine oral dan semprot tenggorokan iodin povidon.
Selain itu, dalam penelitian tersebut juga ditemukan kombinasi vitamin C dan seng juga memiliki efektifitas 20 persen dalam mengurang risiko absolut. Namun, belum ada cukup bukti statistik untuk membuktikan perbedaan tersebut.