Bisnis.com, JAKARTA - Belakangan, banyak selebriti yang mengakui dirinya mengidap autoimun, dan wajib menjaga kondisinya seumur hidupnya.
Penyakit autoimun merupakan respon imun yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh sendiri serta mengganggu fungsi fisiologis tubuh. Di mana autoimun itu kondisi yang selalu dikaitkan Sistem imun didefinisikan sebagai suatu proses dan mekanisme pertahanan tubuh atau disebut juga sistem limforetikular.
Pada tubuh terdapat dua kelompok sistem fungsional autoimun, yakni mekanisme pertahanan nonspesifik dan spesifik.
Pertahanan non spesifik meliputi kulit dan membran mukosa, mekanisme pertahanan ini merupakan bawaan (innate immunity) artinya pertahanan tersebut secara alamiah ada dan tidak adanya dipengaruhi secara intrinsik oleh kontak dengan agen infeksi sebelumnya.
Mekanisme pertahanan yang dijelaskan di atas menjadi garda awal pertahan tubuh dan menghambat kebanyakan patogen potensial mencegah terjadinya infeksi yang tampak. Adapun mekanisme ini melibatlan sistem imunitas humoral yakni produksi anyibodi sel B dan Imunitas seluler oleh sel T.
Sistem pertahan seperti mekanisme di atas, pada tubuh manusia sifatnya adaptif yaitu menghasilkan reaksi spesifik pada setiap agen infeksi yang dikenali karena telah terjadi paparan terhadap mikroba tersebut sebelumnya.
Sistem pertahanan ini sangat efektif dan membantu tubuh beraktivitas berantas infeksi tertentu guna mencegah terjadinya penyakit di kemudian hari pda tubuh.
Fakyor penyebab penyakit autoimun dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik, hormonal, toksik/obat, infeksi, lingkungan, suku, diet. Proses infeksi atau yang dikenal patogenesi autoimun terdiri atas gangguan aktivitas selular dan protein regulator.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Arif Koswandi SpPD-KGEH FINASIM menuturkan penyakit ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah menilai sel sehat dalam tubuh, justru menganggapnya sebagai zat asing. Akhirnya reaksi tubuh malah menghasilkan antibodi yang menyerang dan merusak sel sehat tersebut, dikutip dari laman Rumah Sakit Awal Bros.
Jenis penyakit autoimun terbagi menjadi penyakit autoimun sistemik berarti penyakit menyerang seluruh tubuh atau organ dan jaringan, umumnya sering dijumpai seperti lupus (SLE), sindroma sjogren, artritis rheumatoid (RA). Lalu, ada Penyakit autoimun spesifik organ yakni penyakit ini menyerang satu organ tertentu, sering ditemui penyakit ini seperti Hasimoto’s Disease terjadi di kelenjar gondok atau tiroid, lalu inflamatory Bowel Diseases (IBD) menyerang usus.
Individu yang terkena penyakit ini melaporkan, gejala penyakit autoimun sulit dideteksi sebab gejala yang muncul sangat umum. Maka sering dibiarkan tanpa pengobatan lanjut, akhirnya penyakit yang dibiarkan mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Gejala khas penyakit autoimun juga tergantung pada penyakitnya, seperti pada SLE bisa timbul demam berkepanjangan, kemerahan di pipi seperti kupu kupu (butter fly appearance), peradangan sendi, rambut rontok. Terjadi juga peradangan sendi tangan atau kaki, terasa kaku atau sampai perubahan bentuk sendi.
Dapat dilakukan antibodi antinuclear atau tes ANA guna mengetahui adanya penyakit autoimun, yaitu tes ANA digunakan untuk mengukur kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh.