Bisnis.com, JAKARTA--Sebuah fakta terungkap jika orang Indonesia paling memiliki rasa tanggung jawab dalam membantu teman dan keluarganya dibandingkan dengan negara lain.
Tak hanya itu, masyarakat Indonesia juga sangat memperhatikan perencanaan finansial dan merasa optimis dengan kehidupan perekonomiannya.
Fakta tersebut ditemukan oleh survei yang dilakukan oleh Ding melalui Global Prepaid Index (GPI) untuk Indonesia.
Survei tersebut meneliti bagaimana sikap pengguna terhadap layanan prabayar, seperti telepon seluler prabayar, dan tagihan utilitas prabayar.
Di antara temuan, terungkap bahwa 93 persen orang Indonesia yang disurvei telah menggunakan beberapa aspek pasar prabayar, dengan persentase tertinggi di antara tujuh negara yang disurvei.
Founder & Chief Executive Ding, Mark Roden mengatakan Global Prepaid Index Ding telah mengungkapkan potensi pasar yang sangat besar untuk produk prabayar.
“Penelitian itu menunjukkan masyarakat memanfaatkan ekonomi prabayar karena pilihan, bukan karena kebutuhan, dan pasar prabayar memikat banyak orang dari semua tingkat pendapatan mereka. Prabayar memberikan fleksibilitas, transparansi lebih baik, serta kontrol keuangan lebih baik,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (26/5/2021).
Roden juga menambahkan koneksifitas telah menjadi sarana yang tak terpisahkan dalam menjaga kebersamaan keluarga dan orang yang dicintai selama 1 tahun terakhir. Dengan ketidakpastian aturan perjalanan serta tantangan pasca-Covid-19 ke depannya, pulsa seluler dan konektivitas digital akan terus menjadi penting dan dibutuhkan.
Menurut GSMA, dari total 350 juta pasar telepon seluler di Indonesia, 97 persen atau sekitar 340 juta koneksi seluler dibayar di muka.
Selain itu, terdapat kebutuhan yang tinggi dari masyarakat Indonesia untuk mempunyai pulsa telepon dan terhubung dengan keluarganya di seluruh dunia.
Berikut ini beberapa temuan utama dalam laporan dari responden di Indonesia :
Pertama, 93 persen responden berpartisipasi dalam setidaknya satu aspek pasar prabayar dengan 48 persen menggunakan dua atau lebih produk prabayar.
Popularitas layanan prabayar mengungguli layanan seluler. Dengan lebih dari setengah responden menyatakan bahwa mereka menggunakan produk prabayar lainnya. Seperti tagihan utilitas prabayar, kartu hadiah, atau kartu debit prabayar.
Kedua, menerima pulsa merupakan pengalaman positif bagi masyarakat Indonesia.
Hampir separuh orang Indonesia menyatakan bahwa mereka merasa senang saat menerima pulsa dan 49 persen merasa beruntung karena memiliki seseorang yang dapat membantu mereka dengan hal ini. Sebagian kecil merasa bersalah karena menerima pulsa dari teman atau keluarga.
Ketiga, tanggung jawab untuk membantu keluarga dan teman jadi prioritas utama.
Tingginya jumlah orang Indonesia yang mengirim dan menerima pulsa dirasa sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keluarga. Sebanyak 43 persen melaporkan bahwa mereka merasa sudah menjadi kewajiban mereka, sedangkan 41 persen lainnya menyatakan bahwa penerima sangat membutuhkannya.
Keempat, WhatsApp merupakan cara paling populer bagi orang Indonesia untuk tetap berhubungan dengan orang lain
Orang Indonesia suka menggunakan WhatsApp untuk saling berkomunikasi, di mana 89 persen menyatakan bahwa WhatsApp merupakan media yang mereka pilih. Kemudian diikuti oleh Facebook dengan persentase 44 persen dan Instagram sebanyak 41 persen.
Selain itu, lebih dari 70 persen orang Indonesia menyatakan bahwa mereka tertarik dengan SuperApp, di mana 64 persen di antaranya menyatakan bahwa pengiriman pulsa melalui aplikasi adalah cara yang lebih mereka sukai saat ini.
Kelima, populernya kegiatan saling mengirim pulsa.
Tiga perempat orang Indonesia menyatakan bahwa mereka pernah mengirim atau menerima pulsa kepada atau dari keluarga maupun teman.
Kegiatan saling transfer pulsa antarkeluarga sangat tinggi dengan persentase 88 persen menyatakan bahwa mereka sudah pernah mengirimkan pulsa ke anggota keluarga dan 88 persen menjawab bahwa mereka pernah menerima hal yang sama. Demikian juga, ada sekitar 81 persen kegiatan transfer pulsa yang terjadi antara teman dan keluarga.
Keenam, pandangan masyarakat Indonesia terhadap masalah ekonomi dan ketenagakerjaan cenderung lebih positif dibandingkan dengan negara lain.
Kepercayaan konsumen di Indonesia berada pada peringkat 64,1, jauh di atas rata-rata global yang hanya sebesar 55,1.
Tiga perempat responden menyatakan optimis terhadap perekonomian, sementara 69 persen menyatakan sentimen positif tentang ketenagakerjaan, dan 70 persen terkait pendapatan keluarga. 4 dari 5 masyarakat Indonesia merasa pemerintah telah melakukan semua usaha yang dapat dilakukan dalam menangani krisis Covid-19.