Bisnis.com, JAKARTA - Situasi pandemi banyak membuat emosi banyak menggangu psikologis banyak orang, begitu juga dengan anak dan orang tua.
Padahal orang tua merupakan sumber pengaruh terpenting untuk mental atau emosi anak.
Psikolog Anak, Fathya Artha Utami mengatakan jika anak cendrung meniru orang tuanya. Anak bisa merasakan apa yang orang tua rasakan dan mengikutinya. Maka saat orang tua panik atau cemas akan pandemi, anak juga akan turut merasakan.
"Apa yang dirasakan anak serupa dengan orangtua. Yang membedakan hanyalah kematangan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi," ujarnya secara virtual pada acara Virtual Media Briefing Tokopedia Hari Anak Nasional: Orang Tua Bahagia, Kunci Kesehatan Mental Anak, Kamis (22/7/2021).
Fathya mengatakan jika di masa pembatasan sosial ini komunikasi adalah hal yang penting agar psikologi anak dan orang tua tetap sehat.
Jika komunikasi tidak lancar, orang tua akan lebih mudah menunjukan rasa cemasnya yang penyampaiannya tidak tepat bagi anak. Akibatnya, anak menjadi lebih tertekan dan terbebani. Orang tua yang seharusnya berperan memberikan rasa aman, justru membuat anak terancam.
Padahal anak juga memiliki beban pikiran lain dari luar, misalnya pertanyaan kapan kembali masuk sekolah atau main lagi dengan teman seperti sebelumnya.
Anak belum bisa mengekpresikan emosinya dengan baik, sedangkan orang dewasa punya kemampuan tersebut. Bahkan, orang dewasa bisa memilih dan mengendalikan emosinya untuk ditunjukan.
Maka dari itu, seharusnya orang tua bisa lihai dalam menyampaikan emosi pada anak. Baik itu emosi bahagia, sedih, marah atau emosi lainnya harus di pilih yang tepat pada anak. Dengan begitu, selama pandemi anak akan mendapatkan kesehatan mental saat berada di rumah.
"Kesehatan mental anak sendiri artinya anak memiliki rasa aman nyaman dan berada di lingkungan ideal yang aman. Jika komunikasi antar anak dan orang tua lancar, maka selama pandemi bisa selalu berbahagia di rumah," tutupnya.
