Bisnis.com, JAKARTA - Selama pandemi COVID-19 yang masih berlanjut di Indonesia, Anda dituntut pintar mengatur uang, terutama gaji bulanan.
Ini menjadi hal utama yang harus dipikirkan pegawai yang memiliki kebutuhan seperti biaya kontrakan, pembayaran listrik, pulsa dan lain-lain.
Bagi mereka yang terkena dampak, pasti menyebabkan banyak pekerja yang terpaksa mengajukan pinjaman jangka pendek kepada lembaga keuangan untuk mengamankan arus kas.
Riset platform GajiGesa mengungkapkan bahwa 60% karyawan dalam sepuluh tahun terakhir di Indonesia lebih memilih untuk mengajukan pinjaman kepada lembaga keuangan informil atau yang lebih dikenal sebagai rentenir terutamanya pegawai yang memiliki pendapatan dibawah 10juta Rupiah lebih rentan untuk mengajukan pinjaman kepada rentenir.
“Bunga pinjaman di sektor informal di Indonesia sangat tinggi dan dapat mencapai hingga 28% perbulan dan lebih dari 300% pertahunnya, dan dapat mencapai lebih di beberapa daerah di Indonesia” ungkap Martyna Malinowska, Co-Founder GajiGesa.
Riset dan wawancara di berbagai daerah di Indonesia menungkapkan 80%-90% pegawai menungkapan bahwa salah alasan mereka tidak bahagia di tempat kerjanya adalah stress finansial yang menyebabkan mereka tidak nyaman bekerja dan bahkan menurunkan produktifitas mereka.
Karena itu, salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan oleh pekerja adalah platform GajiGesa, akses ke Earned Wages (EWA) dimana pekerja dapat menerima pembayaran pro-rata lebih awal dari perusahaan.
EWA bukan merupakan dana talangan oleh perusahaan, namun merupakan merupakan pembayaran kepada karyawan berdasarkan hasil jam kerja dan merupakan hak karyawan atas kerja kerasnya. Kelebihan utama menggunakan Gajigesa bagi karyawan adalah fleksibilitas yang ditawarkan dan dapat diakses kapan saja di mana saja dan secara real-time.
“Prinsip utama kami adalah menciptakan nilai tambah yang kongkrit di lapangan, kami ingin menciptakan dampak positif bagi pekerja terutamanya para karyawan yang bekerja secara gigih namun tidak pernah mendapatkan credit scores oleh lembaga finansial atas usaha dan waktu yang mereka luangkan” Kata Vidit Agrawal, Co-Founder GajiGesa.
Vidit menambahkan bahwa misi utama dari GajiGesa adalah menciptakan ekosistem yang menguntungkan perusahaan dan karyawan. Bagi perusahaan tujuan utamanya adalah mendapatkan kas yang sehat dan menjaga kestabilan perusahaan dan bagi karyawan dapat mendapatkan gaji lebih awal hingga dapat mengurangi ketergantungan karyawan untuk pinjaman tenor pendek ataupun rentenir untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya sehingga mengurangi stres finansial yang mereka hadapi.
Dia menambahkan bahwa saat ini di Indonesia masih banyak perusahaan yang belum mengunakan teknologi untuk pengelolaan payroll, sehingga banyak pekerjaan administrasi terkait pembayaraan gaji masih di lakukan secara manual.
“Kami ingin memberi solusi permasalahan yang sering yakni tidak adanya fleksibilitas dalam benefit bagi karyawan dan terkadang BPJS tidak dibayarkan, pajak tidak dibayarkan serta kurangnya optimalisasi teknologi dan digitalisasi oleh perusahaan terutamanya disektor informal” tambahnya.
Ade Yuanda Saragih, Country General Manager GajiGesa Indonesia menungkapkan bahwa potensi well-tech di Indonesia sangat besar terutama di kondisi pandemi dimana perusahana ingin memberikan benefit yang lebih bagi karyawannya.